http://www.rollingstone.co.id/read/2010/10/28/890/13/2/Karya-Idealis-dan-Karya-Komersial
Link itu adalah sebuah tulisan pendek yang ditulis oleh sutradara favorit Saya, Joko Anwar. Suka duka pekerja seni. Mungkin banyak orang yang berpikir, kita ini orang-orang yang kerja didunia hiburan hidupnya enak-enak. Hemm.... Tahukah Anda, kami pontang panting untuk tetap bertahan hidup.
Berkerja di dunia hiburan itu seperi musim buah. Kalo lagi laku, laku banget. Bisa beli rumah, mobil, belanja di butik designer kondang. Tapi kalo lagi sepi proyek, makan aja kudu ngirit. Makanya selagi laku seharusnya kita bisa berpikir kedepan, investasi atau bisnis.
Joko Anwar dalam tulisannya menjelaskan, bahwa temannya menganjurkan untuk memiliki 2 karakter. Dimana kita harus idealis, kapan kita harus komersil. Yah... Mungkin ini sedikit solusi untuk kita-kita yang bekerja didunia hiburan.
"Elo mesti bisa bagi kerjaan elo jadi dua. Yang satu komersial, buat cari uang doang, yang satu elo kerjain serius. Kalo nggak, elo mampus di sini". Begitulah nasehat teman Joko Anwar.
Tapi para pekerja seni itu adalah tipikal orang yang setia pada pekerjaannya. Walau jika tidak ada proyek mereka cuma cabut rumput. Orang yang tegar. Yah... Itulah sebenar-benarnya seniman.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Sunday, October 31, 2010
Wednesday, October 20, 2010
Setan Facebook
Ada lagi film Indonesia tentang facebook. Tapi kali ini versi horornya. Film yg diproduksi dibawah bendera Skylar Picture dan disutradarai Helfi Kardit ini full penampakan hantu dengan muka yang seram seperti monster. Dan terkadang mengagetkan para audience dari sound effect dan pengambilan dari angle kamera. Pada adegan awal, sedikit mengecewakan. Karena akting pemerannya sedikit kaku. Dialog dan ekspresinya kurang dapat.
Cerita film ini ringan karena memang diambil dari kehidupan sehari-hari. Dimana setiap orang pasti membuat update status di account facebook-nya. Tapi pertanyaan saya, kenapa ya gambar film ini tipis? Walau saya ga paham-paham banget, tapi kalo saya perhatikan, ya emang tipis. Makanya saya tanya kenapa.
Yup yup yup... So far semalem cukup seru. Biasalah gw nonton sama Mas Alam. Disana yg pasti ketemu Harris Nizam, sang produser film ini dan assistennya Ucit. Ketemu juga sama orang2 Glow Management Tata Liem, Andre Philipino, ketemu Mas Wawan juga. Hehemm...
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Cerita film ini ringan karena memang diambil dari kehidupan sehari-hari. Dimana setiap orang pasti membuat update status di account facebook-nya. Tapi pertanyaan saya, kenapa ya gambar film ini tipis? Walau saya ga paham-paham banget, tapi kalo saya perhatikan, ya emang tipis. Makanya saya tanya kenapa.
Yup yup yup... So far semalem cukup seru. Biasalah gw nonton sama Mas Alam. Disana yg pasti ketemu Harris Nizam, sang produser film ini dan assistennya Ucit. Ketemu juga sama orang2 Glow Management Tata Liem, Andre Philipino, ketemu Mas Wawan juga. Hehemm...
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Monday, October 4, 2010
Eat, Pray, Love
Ga bangga-bangga amat kok dapat undangan VIP nonton Premier Eat, Pray, Love di Epicentrum XXI. Satu theatre sama Ibu Boediono, Jero Wacik, eselon-eselon dan bos gw Haris Lesmana. Ampe mau kencing susahnya. Karena ga ada orang yg beranjak dari tempat duduknya. Masa gw mau bangun buat ke toilet sendirian?? Apa kata dunia?
Filmnya lama, 2jam lebih. Bagus. Tentang perjalanan seorang wanita, Lizz yg ingin menemukan arti ketenangan hidup. Dia pergi ke Italia, India dan Bali.
Cocok utk yg lagi nyari ketenangan batin. Karena ada nasihat-nasihat untuk menikmati hidup. Karena hidup itu misteri.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Filmnya lama, 2jam lebih. Bagus. Tentang perjalanan seorang wanita, Lizz yg ingin menemukan arti ketenangan hidup. Dia pergi ke Italia, India dan Bali.
Cocok utk yg lagi nyari ketenangan batin. Karena ada nasihat-nasihat untuk menikmati hidup. Karena hidup itu misteri.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Subscribe to:
Posts (Atom)