Wednesday, September 10, 2014

Go Green Real Action




Alam memberikan  berjuta kekayaan untuk kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.  Namun sayang sekali manusia banyak yang tidak berterima kasih kepada alam. Seiring bertambahnya populasi alam semakin rusak. Memang sudah menjadi hukum alam. Lantas, apa kita diam saja? Sudah sepatutnya kita berterima kasih kepada alam yang telah memberi kita kehidupan. Jangan menambah kerusakan alam. Sebisa mungkin kita menjalani hidup ramah lingkungan.


Tulisan ini Saya buat karena terinspirasi dari Nadia Hutagalung. Dia menjalani hidup Go Green. Rumahnya di Bali dibangun dengan prinsip ramah lingkungan. Dia tidak memasang AC. Katanya, “AC selain pemicu pemanasan global juga membuat kulit kering. Jadi kalau panas ya buka jendela dan pasang kipas angin saja”. Selain itu dihalaman rumahnya juga ditanami bahan pangan. Mulai dari bumbu, buah dan sayuran. Menyenangkan sekali ya. Nadia selain cantik juga down to earth. Dia tidak memposting barang-barang mewah, tidak melulu posting foto selfie nya tapi dia menggunakan social media untuk menginspirasi orang banyak. Jika shopping dia memilih model yang everlasting jadi membuatnya tak melulu belanja menghabiskan uang. Benar-benar menginspirasi kita untuk hidup sederhana dan ramah lingkungan ya.


Sejak tahun 2005 saat isu global warming sudah mulai disosialisasikan diberbagai media, Saya perlahan juga mencoba untuk hidup go green. Walau tak seratus persen back to nature tapi paling tidak tindakan Saya tidak menambah kerusakan alam yang sudah dilakukan milyaran manusia dibumi ini. Apa saja itu?


1.       Say no to plastic bag

Saya punya beberapa tas kain yang bisa menampung belanjaan. Saat belanja bulanan Saya menolak tas plastik dan menyuruh kasir untuk langsung memasukan belanjaan Saya ke tas kain yang sudah Saya bawa. Memang terkadang Saya lupa membawa tas kain jika belanja tanpa rencana. Sebagai penghapus doa, plastik itu Saya simpan untuk menampung sampah dirumah.


2.       Mematikan semua listrik di kamar saat hendak pergi

Saya pakai saklar pararel. Jika mau pergi , Saya tinggal cabut kabel dari colokannya dan tak lupa mematikan lampu.


3.       Mencuci tanpa pengering

Kebetulan karena tinggal sendiri  Saya mencuci sendiri pakaian Saya dengan tangan. Kalau anak kost lainnya lebih suka laundry kiloan, Saya lebih suka manual. Selain lebih ramah lingkungan juga lebih hemat. Selain itu menghindari drama baju hilang ditempat laundry. Saya hanya laundry selimut karena besar dan tebl harus dicuci dengan penanganan khusus.


4.       No AC or Heater

Ya, saat orang-orang mengejar gengsi dengan pasang AC dikamarnya, Saya lebih suka pakai kipas angin. Kebetulan sirkulasi udara dan pencahayaan kamar Saya sangat bagus. Ini juga menjadi pertimbangan Saya untuk mencari tempat kos. Jika membangun rumah nanti, Saya akan bikin langit-langitnya tinggi supaya rumah menjadi sejuk. Dan akan menanam banyak pohon. Saya juga tidak menggunakan dispenser. Jadi Saya beli alat khusus untuk air minum tanpa harus dimasak. Saya minum dari air sumur tempat tinggal Saya. Jika ingin minum yang panas, Saya punya ketel listrik. Saya memang tidak dibiasakan minum-minuman dingin dari kecil. Jika menggunakan dispener, berapa banyak karbon yang dilepaskan dan berapa besar energi listrik yang terus terpakai tanpa henti. Walau demikian memiliki kulkas adalah hal yang wajar. Karena sangat berguna untuk menyimpan sayur dan buah agar lebih tahan lama. Saya juga tidak memiliki water heater. Memang mandi dengan air panas itu enak sekali. Tapi coba pikir lagi. Kita ini tinggal dinegara tropis, tak perlu-perlu amat mandi dengan air panas.


5.       Bepergian dengan angkutan umum

Sebenarnya ini karena Saya belum ada kendaraan pribadi. Lagipula dengan menggunakan angkutan umum kita turut mengurangi kepadatan jalanan. Saya pergi dengan taksi jika memang diperlukan. Saya berpikir bagaimana nanti jika Saya sudah memiliki kendaraan pribadi? Saya simpulkan, kendaraan pribadi hanya boleh dipakai jika memang diperlukan saja. Harapan Saya semoga sistem transportasi massal di Indonesia bisa jauh lebih baik sehingga kita tak selalu bergantung pada kendaraan pribadi.


Kira-kira itu yang sudah Saya lakukan untuk mengurangi kerusakan alam. Semoga kedepannya bisa lebih baik lagi dan Saya bisa benar-benar membangun rumah ramah lingkungan. Saat ini Saya berpikir untuk mengganti semua bahan perawatan tubuh dengan menggunakan bahan-bahan alami. Saya merasa cocok dengan Extra Virgin Olive Oil. Evoo ini Saya pakai untuk krim malam dan dioleskan ke bagian tubuh yang kasar. Jadi setelah stock lotion, krim wajah dan kondisioner Saya habis, Saya mau beralih ke all in natural moisturizer, yaitu Evoo. Terima kasih Nadia Hutagalung yang menginspirasi Saya untuk menjalani gaya hidup ramah lingkungan J