Showing posts with label Frugal Lifestyle. Show all posts
Showing posts with label Frugal Lifestyle. Show all posts

Tuesday, December 20, 2016

Natural Cleanser



Bukan.... Saya bukan mau masak atau bikin kue. Ga punya dapur soalnya.😁. Judul tulisannya saja Natural Cleanser. Tapi kok fotonya sitrun dan baking soda? Iya... Kedua bahan untuk kue-kuehan ini juga bisa sebagai bahan pembersih rumah yang lebih ramah lingkungan.

Saya itu ga bisa kena pembersih rumah kecuali sabun cuci. Yang lainnya sukses bikin kulit Saya gatal-gatal dan panas. Dan biasanya bau bahan pembersih rumah itu bikin pusing dan jauh dari wangi segar. Sedangkan sitrun dan baking soda baunya lebih netral. Makanya Saya selalu sedia 2 bahan ini dirumah. Memang apa saja sih fungsinya?

Citroen Zoor
Sitrun biasa dipakai untuk membuat buah-buahan lebih tahan lama dan tidak terlalu lembek. Jadi kalau mau bikin sop buah, bisa ditambahkan sitrun ini. Kegunaan sitrun selain untuk makanan juga  bisa dipakai untuk memutihkan pakaian putih dan menghilangkan noda pada pakaian tanpa membuat warna luntur. Pemakaiannya cukup satu sendok makan dicampur detergen secukupnya dan tambahkan air secukupnya lalu rendam kurang lebih 30 menit. Hati-hati jangan terlalu banyak karena bisa membuat pakaian gampang sobek. Saya biasa pakai ini untuk mencuci handuk, mukena, selimut dan sprei berwarna terang dan coat.

Baking Soda
Saya sempat No Poo alias keramas tanpa shampoo. Tapi sekarang lagi malas. Nah, Baking Soda ini Saya pakai untuk membuat shampoo alami. Bisa dibaca disini untuk tutorialnya. Selain itu baking soda juga bisa untuk membantu mengurangi warna kusam pada gigi. Caranya tempelkan sikat gigi pada baking soda, lalu gosok gigi seperti biasa.

Beralih untuk penggunaan pembersih rumah. Saya membersihkan kloset dengan cara mencampurkan sitrun, baking soda dan detergen. Biarkan kurang lebih 10-20 menit sambil membersihkan bagian toilet lainnya. Setelah itu sikat kloset lalu siram. Hasilnya sangat memuaskan. Kloset kelihatan kinclong tanpa bahan kimia yang bikin kulit gatal. Saya kan setiap hari pasti minum kopi. Gelas kopi dan sendok suka meninggalkan noda  kopi yang tidak bisa hilang dengan pencucian biasa. Padahal sudah Saya gosok-gosok. Nah, baking soda ini bisa bikin gelas bersih lagi. Cukup taburkan sedikit baking soda, biarkan 10 menit lalu cuci seperti biasa. Jadi kalau ada yang berkunjung, ga malu kalau ngasih minum gara-gara gelas dekil.

Baking soda banyak banget fungsinya. Kadang suka Saya pakai untuk mencuci pakaian kalau ga ada sitrun. Karena baking soda lebih mudah dicari dibanding sitrun.

Untuk bersih-bersih rumah ga harus beli berbagai macam jenis. Sitrun dan baking soda adalah pembersih all in one, ramah lingkungan dan hemat. Less is more. Kalau kamu, apa pembersih alami favoritnya? Share yuk 😊


Sunday, September 25, 2016

DIY Dove Shower Cream



Saya pernah tulis review Dove Beauty Bar sebelumnya disini. Sesuai janji Saya dan demi kepraktisan mandi dengan sabun kesayangan ini, Saya coba bikin Dove sabun cair. Dove kan sudah ada sabun cairnya, ngapain bikin sendiri? Karena Saya juga keramas pakai Dove Beauty Bar dengan hasil rambut Saya baik-baik saja dan Saya gak tahu apakah formula sabun cair  Dove yang dipasaran bisa dipakai keramas atau tidak. 

Cara membuat Dove Shower Cream sederhana sekali. Kita hanya perlu menyiapkan air sebanyak 2 gelas (400 ml) untuk 1 batang Dove Beauty Bar.  Pertama-tama, kita cairkan dulu Dove Beauty Bar. Cara mencairkannya persis seperti mencairkan coklat batang, beri sedikit air sambil ditekan-tekan dengan spatula agar lumer. Jika air mulai agak mengering, tuang sedikit air lagi. Terus lakukan sampai sabun meleleh semua.


Ketika sabun sudah meleleh, akan masih ada bagian-bagian kecil sabun yang belum meleleh dengan sempurna. Kecilkan api. Lalu terus tambah air sedikit demi sedkit sampai air yang telah disediakan habis. Aduk sesekali untuk memeriksa apakah sabun sudah meleleh dengan sempurna. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 20 menit.


Lalu dinginkan adonan sabun yang sudah meleleh sebelum dituang kedalam wadah kira-kira setengah jam. Jika hasilnya terlalu kental, bisa ditambah sedikit air panas sampai tingkat kekentalannya pas.

Voila! Jadi deh shower cream! Saya coba shower cream ini untuk mandi seperti biasa, hasilnya sama sekali tidak beda dengan versi batangan. Saya sempat mencoba tidak memakai pelembab setelah mandi untuk memastikan DIY Shower Cream ini tidak mengurangi kualitas beauty bar. Dan kulit Saya tetap halus dan lembab seperti jika Saya mandi dengan versi batangan. Karena bentuknya yang cair, lebih mudah jika memakai shower puff. Kalau mau langsung digosok dengan tangan juga boleh, suka-suka hati kamu aja. Versi cair ini juga lebih mudah untuk diaplikasikan saat keramas dibandingkan jika mengusap versi batangan.  Tapi karena setiap sebelum keramas Saya selalu melakukan hot oil treatment, Saya harus 2x bilas jika keramas dengan versi cair. Kalau dengan versi batangan, 1x bilas sudah cukup.

DIY Dove Shower Cream ini bisa dipraktekkan kalau kamu mau lebih praktis mandi dengan Dove Beauty Bar. Tapi mungkin alasan yang paling jujur adalah, DIY Shower Cream ini jatuhnya lebih murah daripada Shower Cream yang dipasaran :D. Harga Dove Shower Cream 400 ml dipasaran sekitar Rp 20.000,-. Sedangkan kalau membuat sendiri, kamu hanya perlu beli Dove Beauty Bar seharga Rp 7.000,- untuk menghasilkan 400 ml shower cream.






Tuesday, July 26, 2016

[Review] Pureit



Saya ini dari kecil emang ga dibiasakan minum air galonan komersil. Saya minum air yang dimasak. Hehehe.... Kuno banget yaaa.... Dan ini jadi kebiasaan sampai sekarang. Saya ga terlalu pusing harus minum air komersil. Air yang Saya minum ya air yang berasal dari tempat tinggal Saya. Pasti kalian ada yang bertanya, "Emang bersih?". Nah, ini buktinya Saya sehat-sehat saja. Dan Saya punya kepercayaan kalau kita minum dari air yang berasal di tempat kita tinggal, akan membuat kita merasa lebih menyatu dengan lingkungan. Saya juga ga tinggal dilingkungan yang kumuh kok. Syukurnya dari dulu Saya selalu dapat tempat tinggal yang banyak pohonnya dan sumber airnya bersih.

Sejak  kost, untuk kebutuhan air minum, Saya selalu masak air. Sampai pada akhirnya merasa nggak praktis aja. Apa beli dispenser saja? Tapi atas nama pengiritan dan mikir nanti bakalan ribet mesti angkat-angkat galon dan narik-narik colokkan, Saya mengurungkan niat. Saya kepikiran untuk beli Pureit. Tagline minum langsung dari air keran terus mengiang-ngiang ditelinga Saya. Dan pakai Pureit juga sesuai dengan Frugal Lifestyle. Irit dan Go Green karena mengurangi pemakaian listrik dan pemanas air. Langsung Saya pergi ke Hypermarket dan beli satu yang tipe Classic 9liter warna merah marun, biar matching sama color ambiance kamar Saya. Hehehe. Pada tahun 2014 Saya beli 600 ribu lebih.


Sampai hari ini berarti sudah hampir 2 tahun Saya menggunakan Pureit. Jadi kalau mau bikin minuman panas, Saya mengandalkan ketel listrik. Jadi ga ada tuh drama-drama kehabisan air galon di warung. Hahahaha. Selama 2 tahun itu Saya baru sekali mengganti Germkill Kit. Germkill Kit bawaan dari Pureit waktu beli untuk pemakaian Saya yang tinggal sendiri ini cukup untuk 1,5 tahun. Pemakaian air Saya setiap harinya sekitar 10 gelas.

Nah, kali ini Saya mau cerita saat Saya mengganti Germkill Kit. Saya beli waktu itu harganya satu paket 180 ribuan. Terus Saya juga beli saringannya seharga 20 ribu (saringan dijual terpisah). Saat mengganti germkill kit ini, Saya juga harus membersihkan bagian dalam Pureit. Tapi tidak boleh menggunakan sabun. Saya menggunakan lap basah dan lap kering. Cara ganti germkill kit ada terlampir lengkap didalam kardusnya.


Tapi Saya sempat merasa kesulitan saat mengganti Germkill Kit ini. Saya perlu mengeluarkan tenaga yang cukup besar untuk mengganti setiap bagian germkill kit. Tapi bukanya juga mesti hati-hati sekali karena body Pureit yang agak ringkih. Pantas saja hampir disetiap halaman petunjuk ditulis "Anda harus menggunakan sedikit tenaga". Saya sampai curhat di facebook. Hehehe.



Untuk Saya yang tinggal sendiri, hemat pemakaian Pureit tidak terlalu terasa ya... Mungkin berguna sekali untuk yang berkeluarga. Saya hanya perlu menyiapkan budget tahunan untuk memberi Germkill Kit. Terakhir Saya cek harganya sudah 200 ribu lebih. Yasudahlah yaaa.... Kita kalo ke mall bisa habis lebih dari itu :P.
So far Saya happy dengan Pureit dan akan terus memakainya :)

Tuesday, July 12, 2016

Keramas Pakai Sabun Dove Batangan


Selamat Idul Fitri. Mohon nafkah lahir batin. #eh

Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir batin. Minggu ini sepertinya masih banyak yang belum mulai aktif kerja. Apalagi yang kerja di industri kreatif, minggu depan baru aktif. Enak sih libur panjang, lebih enak kalo punya budget cukup buat liburan. Hehehe....

Kali ini Saya mau review Dove Beauty Bar a.k.a Dove sabun batangan. (Bytheway, sabun bukan sih?). Judulnya sensasional banget ya sama kayak judul artikel-artikel dotcom. Gapapa, biar banyak yang penasaran trus nge-klik. Lumayan buat naikin traffic reader. :P. Saya sudah mengenal dan pernah mencoba Dove Beauty Bar sejak pertama kali keluar waktu Saya masih SMP sekitar tahun 2000-an awal. Pada waktu itu Dove meng-klaim mengandung 1/4 moisturizer dan diperkenalkan sebagai sabun muka. Dan memang setelah pemakaian pertama kulit wajah terasa sangat halus. Fast forward kita ke tahun 2016...

Belakangan cuaca Jakarta lagi panas pengap. Saya jadi males pakai EVOO untuk perawatan tubuh sehari-hari. Rasanya sumuk gitu. Panas-panas pakai minyak. Bawaannya gerah dan lengket seharian. Hasilnya kulit Saya jadi kering dan ga enak. Saya memikirkan solusinya adalah ganti sabun mandi yang mampu melembabkan kulit dengan sangat baik. Tapi sabun-sabun seperti itu biasanya harganya lumayan mahal. Sedangkan tahun ini Saya lagi pengiritan. Nah, teringatlah dengan Dove Beauty Bar ini. Tanpa pikir lama-lama, Saya langsung meluncur ke supermarket dan beli 1 seharga +/- Rp 7.000,- . Setelah pemakaian pertama, kulit Saya belum terlalu lembab tapi merasa lebih baik dari sebelumnya. Sensasinya ga seperti pertama kali coba Dove jaman dulu. Karena mengandung banyak moisturizer, Dove Beauty Bar ini busanya sangat lembut dan tidak meninggalkan kesan kesat dikulit setelah mandi. Makanya tidak membuat kulit kering. Setelah beberapa hari pemakaian, kulit Saya sudah kembali sehat. Yay!

Masuk bulan puasa kemarin, udara Jakarta agak sejuk karena intesitas hujan yang cukup sering. Akhirnya Saya kembali melakukan perawatan dengan Evoo from head to toe. Hasilnya bisa ditebak.

Evoo + Dove Beauty Bar = Kulit ekstra sehat dan lembab

Perawatan tubuh adalah salah satu cara untuk membuat suasana hati jadi bagus. Bikin kita merasa cantik dan terawat. Percobaan Saya dengan Dove Beauty Bar juga Saya lakukan untuk keramas. Serius? Keramas pake sabun batangan? YES!! Sejak 2015, Saya sudah tidak menggunakan shampoo lagi untuk keramas dan menggantinya dengan Baking Soda. Suatu hari Saya kehabisan baking soda. Sedangkan rambut sudah telanjur pakai Evoo. Akhirnya Saya nekat keramas pakai Dove Beauty Bar. Awalnya sedikit ragu. Tapi kan Dove ini bisa untuk muka juga, pasti bisa buat rambut lah. (Hahaha ilmu sotoy). Cara pemakaiannya Saya usapkan Dove langsung ke rambut lalu keramas seperti biasa. Dan.... Voila!! Hasilnya Saya suka sekali. Walau Dove menghasilkan sedikit busa, tapi tidak membuat tekstur rambut Saya selicin kalau keramas dengan shampo. Dove juga mampu membersihkan Evoo di rambut Saya walau hanya 1 kali keramas. Kulit kepala juga tidak terasa gatal walau belum keramas 2 hari, tidak seperti kalau keramas dengan shampo. Ini hasilnya setelah 2 hari keramas:


Kenapa ga keramas pakai shampo Dove aja? Pertama, Saya ga suka wanginya yang terlalu menyengat dan ga fresh. Kedua, rambut Saya ga cocok pakai shampo Dove.

Apakah Dove body shower juga memiliki hasil yang bagus untuk kulit? Ga tau, belum pernah coba.

Tapi Dove Beauty Bar sudah cukup untuk Saya sebagai produk perawatan all in one. Karena Saya ga suka pakai banyak produk untuk perawatan. Untuk muka, badan dan rambut satu batang itu, apa ga takut terkontaminasi kuman? Aduh.... Saya orangnya ga seribet itu. Lagipula kuman ada dimana-mana, kok. Takut amat sih sama kuman. Paling Saya simpan di wadah khusus aja. Dan kalau untuk traveling, Dove Beauty Bar ini sangat praktis. Saya juga mau coba bikin versi cairnya. Biar lebih praktis lagi. Nanti lain waktu Saya post lagi untuk DIY Dove Shower Cream. :)

Wednesday, June 3, 2015

6 Months Go Natural



Jadi tahun ini Saya memutuskan untuk memakai bahan-bahan alami untuk perawatan tubuh. Ga keseluruhan, tapi paling tidak sudah mengurangi konsumsi produk. Gerakan ini diawali karena Saya udah gerah dengan begitu banyak produk ini itu yang menjanjikan ini itu pula. Ya gitulah pokoknya. Ga habis-habis. Dan yang paling ribet, kok step by step nya makin lama makin nambah. Misalnya habis cuci muka harus pake toner, lalu pakai pelembab, lalu pake serum, trus ditimpa lagi dengan sun screen, jangan lupa krim khusus untuk mata. Jadi intinya produk-produk yang dipasaran itu ya pintar-pintar brand manager dan orang-orang iklan aja.


Pertama. Sejak awal tahun Saya memutuskan untuk stop penggunaan shampoo untuk keramas. Waktu akhir tahun Saya potong rambut pendek. Alasannya karena biar kelihatan fresh dan rambut Saya lagi rontok parah. Setelah potong pendek, rontoknya ga berkurang. Bahkan makin menyeramkan. Saya cuma usap rambut aja bisa dapat 5 rambut yang rontok. 
Setelah googling bagaimana mengatasi rambut rontok, Saya tertarik mencoba metode No Poo. Alias no shampo. Jadi Saya totally stop penggunaan produk perawatan rambut apapun. Saya bikin shampo dari 1 sendok makan baking soda yang dicampur segelas air. Terus, rambut jadi ga ternutrisi dong? Kan biasanya shampoo atau conditioner itu mengandung bahan-bahan yang menutrisi rambut. Jadi sebagai perawatan extra, 1 minggu sekali Saya pakai Extra Virgin Olive Oil atau Virgin Coconut Oil yang dibaluri keseluruh rambut dan kulit kepala. Lalu didiamkan kurang lebih 1 jam. Apa dengan cuci rambut dengan baking soda minyaknya bisa bersih? Bisa banget. Jadi saat keramas dan baking soda sudah dibasuh ke kepala, kita pijat-pijat rambut dan kulit kepala. Baking soda ini terasa agak licin kok di kepala jadi mijitnya juga enak. Setelah itu bilas rambut. Kalau mau pake 'conditioner' bisa pake apple vinegar atau cuka biasa yang putih itu. Kira-kira 1 sendok makan dicampur segelas air. Tapi bau cuka ini asem, kalau ga suka, step ini dilewati juga bisa. Baking soda cukup membuat rambut lembut kok, walau ga selembut setelah pakai shampoo (karena shampoo ada bahan silikonnya). Biasanya tengah-tengah minggu Saya cukup keramas dengan air saja. Untuk menghilangkan debu dan keringat. Karena pemakaian baking soda sebagai shampoo, maximal 2x seminggu. Tapi sejak No Poo, kulit kepala ga gatel sama sekali kok. Dan rambut jadi gampang diatur aja. Rambut Saya itu licin banget. Kalau nge-blow (walau udah yang mahal treatmentnya) kena angin sedikit juga bakal turun lagi. Sejak No Poo, Saya bisa curly rambut, hal yang mustahil Saya lakukan waktu masih pake shampoo. Hahaha. Dan yang terpenting, rontok Saya berkurang drastis. Memang tetap rontok karena sepertinya faktor genetic dari mama. No Poo gitu, rambut jadi nggak wangi dong? Iya, tapi ga perlu takut rambut jadi bau. Kalian bisa tambahkan beberapa tetes essential oil saat memakai minyak untuk masker rambut atau kedalam cairan baking soda. Saya suka beli di Batik Keris (harga sekitar 80 ribu), atau merk Bali Alus (harga sekitar 30 ribu). Yang paling bagus itu merk Young Living, tapi agak mahal, diatas 200ribu.

Kedua. Saya menggunakan minyak-minyak alami untuk wajah dan tubuh. No more krim muka, no more body lotion. Dan yang Saya rasakan adalah kulit Saya jadi sangat halus, warna lebih merata dan cerah. Muka juga terlihat lebih fresh. Saat ini favorit Saya adalah EVOO dan Virgin Coconut Oil. Biasanya minyak-minyak ini dipakai untuk dressing salad. Tapi karena sifatnya yang Virgin itu, dikulit jadi enak. Memang kalau yang ga terbiasa, akan berasa sumuk. Solusinya bisa dipakai malam hari sebelum tidur. EVOO dan VCO ini ga bakal ngotorin kain kok. Saya sih pakai siang hari ga masalah. Karena minyak ini kan akan menyerap ke kulit, walau daya serapnya ga secepat lotion.


Memang kedengarnnya aneh. Tapi cara ini sangat murah dan ramah lingkungan. Kebetulan Saya sedang mau menerapkan prinsip consume less atau frugal living. Cara ini juga menyadarkan Saya kalau sebenarnya kebutuhan kita itu sedikit kok. Tapi karena sejak lahir otak kita sudah didoktrin untuk memakai bermacam-macam produk.

Bahkan untuk bersih-bersih rumah, Saya hanya memakai satu produk sabun yang multi fungsi. Bisa buat cuci piring, cuci baju dan lain-lain.

Semoga makin banyak orang yang menerapkan konsep consume less sehingga kita tak lagi menjadi budak produk dan menjadi konsumen yang lebih cerdas.


Wednesday, September 10, 2014

Go Green Real Action




Alam memberikan  berjuta kekayaan untuk kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.  Namun sayang sekali manusia banyak yang tidak berterima kasih kepada alam. Seiring bertambahnya populasi alam semakin rusak. Memang sudah menjadi hukum alam. Lantas, apa kita diam saja? Sudah sepatutnya kita berterima kasih kepada alam yang telah memberi kita kehidupan. Jangan menambah kerusakan alam. Sebisa mungkin kita menjalani hidup ramah lingkungan.


Tulisan ini Saya buat karena terinspirasi dari Nadia Hutagalung. Dia menjalani hidup Go Green. Rumahnya di Bali dibangun dengan prinsip ramah lingkungan. Dia tidak memasang AC. Katanya, “AC selain pemicu pemanasan global juga membuat kulit kering. Jadi kalau panas ya buka jendela dan pasang kipas angin saja”. Selain itu dihalaman rumahnya juga ditanami bahan pangan. Mulai dari bumbu, buah dan sayuran. Menyenangkan sekali ya. Nadia selain cantik juga down to earth. Dia tidak memposting barang-barang mewah, tidak melulu posting foto selfie nya tapi dia menggunakan social media untuk menginspirasi orang banyak. Jika shopping dia memilih model yang everlasting jadi membuatnya tak melulu belanja menghabiskan uang. Benar-benar menginspirasi kita untuk hidup sederhana dan ramah lingkungan ya.


Sejak tahun 2005 saat isu global warming sudah mulai disosialisasikan diberbagai media, Saya perlahan juga mencoba untuk hidup go green. Walau tak seratus persen back to nature tapi paling tidak tindakan Saya tidak menambah kerusakan alam yang sudah dilakukan milyaran manusia dibumi ini. Apa saja itu?


1.       Say no to plastic bag

Saya punya beberapa tas kain yang bisa menampung belanjaan. Saat belanja bulanan Saya menolak tas plastik dan menyuruh kasir untuk langsung memasukan belanjaan Saya ke tas kain yang sudah Saya bawa. Memang terkadang Saya lupa membawa tas kain jika belanja tanpa rencana. Sebagai penghapus doa, plastik itu Saya simpan untuk menampung sampah dirumah.


2.       Mematikan semua listrik di kamar saat hendak pergi

Saya pakai saklar pararel. Jika mau pergi , Saya tinggal cabut kabel dari colokannya dan tak lupa mematikan lampu.


3.       Mencuci tanpa pengering

Kebetulan karena tinggal sendiri  Saya mencuci sendiri pakaian Saya dengan tangan. Kalau anak kost lainnya lebih suka laundry kiloan, Saya lebih suka manual. Selain lebih ramah lingkungan juga lebih hemat. Selain itu menghindari drama baju hilang ditempat laundry. Saya hanya laundry selimut karena besar dan tebl harus dicuci dengan penanganan khusus.


4.       No AC or Heater

Ya, saat orang-orang mengejar gengsi dengan pasang AC dikamarnya, Saya lebih suka pakai kipas angin. Kebetulan sirkulasi udara dan pencahayaan kamar Saya sangat bagus. Ini juga menjadi pertimbangan Saya untuk mencari tempat kos. Jika membangun rumah nanti, Saya akan bikin langit-langitnya tinggi supaya rumah menjadi sejuk. Dan akan menanam banyak pohon. Saya juga tidak menggunakan dispenser. Jadi Saya beli alat khusus untuk air minum tanpa harus dimasak. Saya minum dari air sumur tempat tinggal Saya. Jika ingin minum yang panas, Saya punya ketel listrik. Saya memang tidak dibiasakan minum-minuman dingin dari kecil. Jika menggunakan dispener, berapa banyak karbon yang dilepaskan dan berapa besar energi listrik yang terus terpakai tanpa henti. Walau demikian memiliki kulkas adalah hal yang wajar. Karena sangat berguna untuk menyimpan sayur dan buah agar lebih tahan lama. Saya juga tidak memiliki water heater. Memang mandi dengan air panas itu enak sekali. Tapi coba pikir lagi. Kita ini tinggal dinegara tropis, tak perlu-perlu amat mandi dengan air panas.


5.       Bepergian dengan angkutan umum

Sebenarnya ini karena Saya belum ada kendaraan pribadi. Lagipula dengan menggunakan angkutan umum kita turut mengurangi kepadatan jalanan. Saya pergi dengan taksi jika memang diperlukan. Saya berpikir bagaimana nanti jika Saya sudah memiliki kendaraan pribadi? Saya simpulkan, kendaraan pribadi hanya boleh dipakai jika memang diperlukan saja. Harapan Saya semoga sistem transportasi massal di Indonesia bisa jauh lebih baik sehingga kita tak selalu bergantung pada kendaraan pribadi.


Kira-kira itu yang sudah Saya lakukan untuk mengurangi kerusakan alam. Semoga kedepannya bisa lebih baik lagi dan Saya bisa benar-benar membangun rumah ramah lingkungan. Saat ini Saya berpikir untuk mengganti semua bahan perawatan tubuh dengan menggunakan bahan-bahan alami. Saya merasa cocok dengan Extra Virgin Olive Oil. Evoo ini Saya pakai untuk krim malam dan dioleskan ke bagian tubuh yang kasar. Jadi setelah stock lotion, krim wajah dan kondisioner Saya habis, Saya mau beralih ke all in natural moisturizer, yaitu Evoo. Terima kasih Nadia Hutagalung yang menginspirasi Saya untuk menjalani gaya hidup ramah lingkungan J


                                


Wednesday, July 23, 2014

Wardah Exclusive Lipstick










Berhubung lagi campaign gerakan cinta produk Indonesia, kali ini Saya mau review sedikit lipstick Wardah. 

Lipstick favorite Saya adalah Sari Ayu Geulis 3. Karena warnanya pas banget untuk kulit Saya yang tingkat gelap terangnya nanggung :D. Selain itu harganya juga sangat bersahabat. Sekitar Rp 35.000,-. Tapi beberapa waktu yang lalu Saya kesulitan mendapatkan si Geulis ini. Sudah ke Pasaraya Blok M dan Sarinah tapi nihil karena stock sedang habis.


Akhirnya Saya lihat-lihat lipstick koleksi Wardah. Wah.. Ternyata warnyanya lucu-lucu. Saya coba dibibir, warnanya mampu menutupi lapisan bibir dengan sempurna. Akhirya pilihan Saya jatuh ke Exclusive Lipstick warna Golden Coral. Harganya bersahabat, Saya lupa harga persisnya yang pasti dibawah Rp 50.000,-. 


Foto paling atas, lipstick yang rata itu Sari Ayu Geulis 3. Yang baru tentu saja Wardah Exclusive Lipstick Golden Coral. Sama persis kan warnanya.

Foto Saya dengan baju pink, Saya pakai Wardah. Foto dibawahnya Saya pakai Sari Ayu.


Wardah ini enak banget. Selain warnanya awet, dibibir juga lembut. Pernah coba tanpa pakai lipbalm dulu, bibir tetap lembab. Recommended banget Wardah ini. Produk Indonesia dengan harga murah dan kualitas bagus.