Bagaimana dengan pribumi asli yang disebut Suku Betawi dikotanya sendiri? Tak jarang (Saya pun merasakan) Saya dan lainnya yang asli Betawi merasa tersingkir dari kampung kita sendiri. Mengapa tersingkir? Karena mayoritas orang-orang asli Betawi sudah tidak tinggal di Jakarta, mereka migrasi ke pinggir Jakarta seperti Tangerang, Bekasi, dan Depok. Padahal orang Betawi terkenal sebagai raja tanah di Jakarta ini. Tapi tanah-tanah itu sudah dijual kepada pengusaha yang mengaku berasal dari suku bukan Betawi untuk dibangun apartement, perkantoran dan mall. Dan semua pembangunan itu untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal, pekerjaan dan hiburan para kaum urban.
Seperti pemilihan gubernur belum lama ini. Saya betawi asli tetapi Saya tidak mendapatkan hak pilih.
Yang lebih ekstrem lagi, Saya mau bercerita pengalaman Saya. Waktu itu Saya sempat ada masalah dengan salah satu penyiar berita statiun TV swasta. Masalah beda pendapat. Tapi dia yang terlalu ekstrem. Saya hanya bertanya baik-baik pada dia via BBM. Dia pun memborbardir Saya di twitter, status bbm. "Saya Batak! Jangan main-main sama Saya!" Saya pun tertawa terbahak-bahak. "Hai, Miss, Where are you living? Jakarta. And I am Betawi. This is my home!"
Jangan lah kau bermain suku-sukuan. Kita punya Bhineka Tunggal Ika. Ya mungkin diantara kalian juga pernah ada yang mempunyai pengalaman yang sama.
Apa benar adanya lagu Si Doel?, "Anak Betawi ketinggalan jaman. Katenye". Nggak juga yaa.... Banyak anak Betawi yang menjadi orang sukses juga. Contohnya paman Saya. Mantan ketua Kebudayaan Betawi, produser film dan Ketua Importir Film.
Tapi memang, pembangunan hanya terpusat di Jakarta Raya ini. Harusnya pembangunan dapat dilakukan secara merata di daerah-daerah. Sehingga tidak terjadi arus urbanisasi besar-besaran. Warga Betawi Asli juga ingin menikmati kampungnya sendiri. Semoga saja 5tahun mendatang keadaan Jakarta menjadi lebih baik dan Indonesia Raya juga lebih baik.
Sent from BlackBerry® on 3