Monday, July 9, 2018

Coffee Time Story #1

Photo from Pexels


Hari ini seperti biasa rutinitas Senin, membuat plan untuk seminggu kedepan dan melihat kembali progress beberapa hal yang sudah dilakukan minggu lalu. Tiba-tiba kepikiran sesuatu dan ga sabar untuk segera dibagikan melalui tulisan ini.

Seringkali kita merasa orang yang paling malang dan paling susah. Sayapun terkadang merasa demikian. Sudah kerja keras tapi hidup masih gini-gini aja. Orang-orang sudah bisa beli gadget terkini tanpa memusingkan harga. Banyak pula yang sudah bisa liburan semudah jalan dari HI ke Blok M. Where am I? Apa salah Saya? Ilustrasi ini mungkin dirasakan sebagian besar orang.

Tuhan itu terkadang memberi ilhamnya melalui orang-orang disekeliling kita. Beberapa waktu ini seakan Saya dibukakan mata dan kuping lebar-lebar, untuk mendengar kisah-kisah dan melihat kehidupan orang disekitar Saya.

Tepat seminggu lalu, kabar duka datang dari tempat Saya bekerja. Seorang anak magang meninggal akibat kecelakaan tunggal. Jadi dia nyambi jadi driver ojol kalau sedang libur atau selepas pulang dari kantor. Menurut cerita dari atasannya, dia ingin sekali membiayai adiknya agar bisa kuliah dan jadi orang sukses. Makanya dia kerja keras sampai kelelahan yang mengakibatkan dirinya celaka. Saya pun merenung, Saya tidak pernah bekerja sekeras itu. Selepas kerja Saya masih bisa santai sekedar baca buku atau nonton film di bioskop. Tapi ada orang yang benar-benar harus bekerja sekeras itu untuk bertahan hidup.

Cerita lainnya, saat Saya beli makan, ada bapak-bapak yang beli makan hanya dengan tahu, tempe dan sambal. Saya pikir, budget makan Saya sudah irit, tapi ternyata masih ada orang yang harus lebih irit lagi. Selama makan Saya jadi kepikiran. Betapa masih beruntungnya Saya masih bisa beli ikan sebagai lauk.

Dan banyak cerita-cerita lainnya, jika dikupas satu persatu, hidup Saya masih jauh lebih beruntung daripada mereka. Tapi selama ini seringkali Saya kurang bersyukur atas pemberian Tuhan.

Saya tidak mengidap penyakit parah, Saya punya pekerjaan, Saya punya pacar yang baik, Saya diberikan kekuatan agar bisa hidup mandiri. Harusnya Saya bisa mensyukuri semua itu disetiap hembusan nafas.

Saya berdoa dan berharap, agar diberikan kehidupan yang baik agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Semoga dengan bantuan Tuhan, Saya bisa mewujudkannya. Karena esensi dari hidup ini bukan sekedar bisa memenuhi hasrat hidup, tapi memberi dampak untuk kehidupan sosial.


No comments:

Post a Comment