Saturday, January 25, 2025

#DVETSIARANPAGI. Awal Dari Ide Sederhana Yang Memberikan Impact Positif

 


Live TikTok yang dikemas layaknya siaran radio dipagi hari oleh 2 penyiar senior, Dave Hendrik dan Iwet Ramadhan, berhasil membuat hari-hari saya lebih ceria dan semangat. Walau saya menontonnya lewat rekaman ulang di channel YouTube Waktu Indonesia Meracau. Topik ringan seputar cerita kita sehari-hari ditambah kelucuan dari persona Dave dan Iwet, membuat live ini terasa 'bergizi' namun tetap tidak berjarak dengan audience-nya.

Setelah kurang lebih 2 tahun berjalan, komunitas #dvetsiaranpagi terbentuk secara organik. Dimana komunitas saat ini adalah suatu yang patut diperhitungkan untuk mempererat interaksi antara entitas dengan target marketnya. 


Komunitas Sebagai Kekuatan Baru Marketing

Melihat bagaimana komunitas #dvetsiaranpagi berkembang, ini membuktikan bahwa komunitas bisa menjadi aset strategis dalam sebuah gerakan atau campaign, bahkan untuk sebuah siaran live di media sosial. Di balik candaan ringan dan obrolan santai mereka, Dave dan Iwet secara tidak langsung membangun ruang aman bagi audiensnya untuk berbagi cerita, tertawa bersama, dan merasa “didengar.” Hal ini menjadi contoh nyata bagaimana komunitas dapat terbentuk dari pengalaman kolektif.

Dalam dunia marketing, komunitas seperti ini memiliki peran penting. Menurut prediksi tren marketing 2025, konsumen modern cenderung lebih memilih brand atau platform yang tidak hanya menjual produk tetapi juga menciptakan ruang untuk koneksi emosional. Komunitas #dvetsiaranpagi berhasil menciptakan hal tersebut. Audiens tidak lagi hanya menjadi penonton pasif, tetapi merasa memiliki ruang untuk berpartisipasi secara aktif. Tak sedikit berkat live ini beberapa brand lokal atau usaha kelas menengah menemukan konsumennya, contoh saat peluncuran coklat Dubai Pipiltin dan warung makan Pak Chandra di Wijaya.


Mengapa Komunitas Itu Penting?

Komunitas seperti #dvetsiaranpagi tidak hanya menjadi “kumpulan penggemar.” Lebih dari itu, komunitas adalah kumpulan individu yang memiliki nilai dan tujuan yang sejalan. Dalam konteks ini, Dave dan Iwet berhasil menciptakan koneksi dengan audiens yang merasa bahwa obrolan mereka bukan hanya hiburan, tetapi juga cerminan dari kehidupan sehari-hari.

Hal ini membawa kita pada konsep penting dalam marketing: brand humanization. Saat jenama, atau dalam kasus ini, siaran live, terasa “manusiawi,” audiens akan lebih mudah terhubung. Persona Dave yang spontan dan Iwet yang cerdas menciptakan keseimbangan sempurna, menjadikan mereka relatable tanpa mengorbankan kredibilitas mereka sebagai public figure

Sebagai contoh, saat mereka membahas pengalaman lucu sehari-hari atau mengangkat isu sosial ringan, audiens merasa terlibat secara emosional. Hal ini tidak hanya menciptakan loyalitas, tetapi juga mendorong audiens untuk berbagi cerita mereka sendiri.


TikTok Live, Media Yang Mempercepat Pertumbuhan Komunitas

Platform seperti TikTok memiliki peran besar dalam membentuk komunitas digital. Algoritma TikTok yang memungkinkan konten untuk menjangkau pengguna secara luas adalah salah satu faktor yang membuat siaran Dave dan Iwet menjadi populer. TikTok Live, khususnya, memungkinkan interaksi real-time dengan audiens, sesuatu yang tidak bisa didapatkan dari media tradisional seperti radio atau televisi.

Interaksi langsung ini sangat penting karena audiens merasa dilibatkan secara langsung. Selain itu, rekaman ulang di channel YouTube mereka juga membantu memperluas jangkauan audiens. Beberapa orang mungkin tidak sempat menonton live di TikTok, tetapi tetap bisa merasa terhubung dengan kontennya melalui platform lain. Ini adalah contoh strategi cross-platform yang berhasil memperkuat komunitas mereka.


Melihat keberhasilan #dvetsiaranpagi, ada beberapa pelajaran penting yang dapat diadopsi untuk campaign marketing:

1. Autentisitas adalah Segalanya

Dave dan Iwet tampil apa adanya layaknya audience mereka yang datang dari masyarakat Indonesia pada umumnya. Humor, kesalahan kecil, dan candaan yang spontan adalah bagian dari pesona mereka. Dalam marketing, autentisitas seperti ini adalah kunci untuk menarik perhatian audiens yang cerdas dan kritis.

 

2. Libatkan Audiens Secara Aktif

Komunitas berkembang karena audiens merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Dalam siaran live, mereka sering membaca komentar, menjawab pertanyaan, atau bahkan membuat polling. Hal ini menciptakan rasa inklusivitas yang sangat penting dalam membangun komunitas. Ditambah Dave dan Iwet juga sesekali mengadakan pertemuan langsung in real life dengan audience mereka. 

 

3. Jadikan Komunitas Sebagai Co-Creator

Audiens #dvetsiaranpagi sering memberikan ide atau cerita yang kemudian dibahas di live berikutnya. Dalam marketing, ini dikenal sebagai co-creation, di mana audiens dilibatkan dalam proses kreatif. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan tetapi juga membuat mereka merasa memiliki hubungan lebih dekat dengan brand atau entitas.


Komunitas Adalah Masa Depan Marketing

Dave Hendrik dan Iwet Ramadhan dengan siaran Tiktok mereka telah menunjukkan bagaimana komunitas yang tumbuh secara organik dapat menjadi kekuatan besar. Dalam dunia marketing, ini adalah bukti nyata bahwa audiens tidak hanya mencari produk atau konten, tetapi juga pengalaman dan koneksi yang bermakna.

Komunitas bukan lagi sekadar tren, tetapi sudah menjadi masa depan marketing. Di tahun 2025, brand yang berhasil membangun komunitas yang kuat adalah mereka yang mampu bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat. Jadi, mari belajar dari #dvetsiaranpagi bukan hanya sekedar konten hiburan, tetapi juga untuk menciptakan hubungan yang penuh makna dengan audiens Anda.

No comments:

Post a Comment