Bulan Juni lalu Saya pergi ke Singapore. Singapore adalah negara favorite Saya di ASEAN dan wajib dikunjungi paling tidak 2x setahun. Karena negara Singapore itu kecil dan suasananya hampir mirip dengan Jakarta, seringkali Saya hanya menghabiskan akhir pekan disana. Saya belum pernah share pengalaman travel sebelumnya di blog. Maka kali ini Saya akan menceritakan pengalaman Saya ke Singapore kemarin. Sebelumnya Saya sempat share lewat Insta Story Tak lengkap jika belum ditulis ulang di blog.
Tulisan ini bukan untuk membagikan tips liburan murah. Karena saat Saya pergi, tiket pesawat lebih mahal dari biasanya karena Juni sudah masuk high season. Kemarin Saya terbang dengan Scoot, total Rp 2.800.000,-. Biasanya tiket ke Singapore ga lebih dari 2 juta sudah termasuk bagasi. Tujuan perjalanan Saya kali ini adalah Saya ingin lebih merasakan local experience. Tujuan kedua adalah foto-foto dengan tema yang colorful. Biasanya Singapore itu di capture dengan nuansa warna biru dan abu-abu.
Buat kalian yang baru pertama kali ke Singapore, ada 5 hal penting yang harus dilakukan.
Pertama, beli travel insurance terpisah dari layanan maskapai. Gunanya adalah jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka kalian paling tidak akan mendapatkan kompensasi. Kemarin Saya beli travel insurance dari Axa Travel. Harga preminya cukup terjangkau kok. Jadi jangan pelit membayar sekian puluh ribu daripada nanti rugi banyak.
Kedua, lebih baik ambil uang tunai di ATM bandara daripada tukar di money changer. Karena lebih praktis dan kurs-nya cukup bagus kok.
Ketiga, pesan kartu Ez-link dan Sim Card lewat Changi Reccomends. Sebenarnya bisa beli langsung di bandara, tapi harganya lebih mahal. Contoh, harga sim card M1 jika beli lewat web, harganya S$9,8. Jika beli langsung harganya S$12. Jadi saat di bandara, kita tinggal kasih bukti pembayaran di counter Changi Reccomends.
Saat memutuskan beli kartu transport, ada beberapa yang bingung. Mendingan beli Tourist Pass atau Ez-link biasa? Saya lebih pilih Ez-link biasa karena harga lebih murah dan keperluan transportasi Saya sehari masih bisa di cover seharga S$15 untuk 3 hari. Ez-link dari Changi Reccomends harganya S$9 (S$ 4 harga kartu, S$5 saldo yang bisa dipakai). Saya sudah punya ez-link, jadi tinggal top up saja di 711 sebanyak S$10 dengan charge S$0.50. Ez-link valid sampai 5 tahun kedepan, sedangkan Singapore Tourist Pass hanya berlaku sesuai paket yang dibeli. Lagipula kaki kalian ga akan kuat pergi lebih dari 3 spot sehari. Daripada buang uang karena saldo tourist pass ga kepake dengan maksimal, lebih baik pakai Ez-link.
Lebih baik beli sim card atau sewa wifi? Saya sih lebih nyaman jika beli sim card lokal. Kenapa? Sim card bisa dipakai buat telpon. Jika ada emergency, akan sangat gampang untuk telpon ke polisi atau rumah sakit.
Keempat, berpakaian rapi dan bersih. Petugas imigrasi di negara tujuan akan menilai kamu dari cara berpakaian. Dengan berpakaian smart casual dan gak norak, kecil kemungkinan kamu kena random check dan digiring ke kantor imigrasi.
Kelima, pakai Mybluebird untuk pesan taksi dan bus bandara. Terlebih kalau flight kamu pagi buta. Daripada ribet nyari taksi online yang belum tentu langsung dapat, mending pakai yang pasti saja. Untuk jasa bus bandara, harganya juga murah kok, hanya Rp 40.000,-. Kalau bawaan Kamu ga banyak, lebih baik pakai bus bandara. Tapi kalau bawaannya banyak koper besar, harap sadar diri jangan menyulitkan penumpang lain. Pesan taxi sana!
Mari kita mulai petualangan
1. Jewel Changi
Ini adalah tempat paling happening di Singapore saat ini. Jika malam ada pertunjukan laser-laser gitu di Jewel. Karena jadwal tiba dan pulang Saya semuanya di siang hari, Saya memutuskan untuk ke Jewel saat tiba di Singapore sebelum keluar dari bandara.Suasana di Jewel sangat sejuk. Biasanya suka ada pelangi di airnya. Tapi karena saat Saya tiba hujan sepanjang hari, ga kebagian lihat pelangi deh. Kalau kalian mau ke Jewel, mending saat weekday. Karena waktu Saya kesana ruameee buangettt!
Biar sama kayak judulnya, ini foto Jewel Saya edit sendiri. Seakan-akan sedang laser show.
2. Makan Siang Yang Kesorean di Balestier Market Food Center.
Saya kemarin tinggal di daerah Novena. Tepatnya di Balestier Road. Begitu menginjakkan kaki, Saya merasa suasana homey. I do really love this area. Disini banyak apartement. Dan dekat dengan Novena health center, jadi banyak rumah sakit disekitar Balestier.Hari sudah menjelang sore dan belum makan siang, Saya cari makan di hawker center. Yang terdekat dari tempat Saya adalah Balestier Market and Food Center. Tempat makan ini buka 24 jam. Jika malam hari, banyak juga yang nge-beer murah disini, baik turis maupun lokal. Di Balestier Food Center Saya memilih makan di kedai Mee Sua (Pu Tian Shou Gong Mian), sejejeran dengan kedai Pisang Goreng. Saya pesan semacam mie putih kuah yang isinya kerang, udang, caisim, daging cincang dan beberapa topping yang Saya kurang ingat apa. Rasanya enak banget. Harganya S$5. Setelah itu Saya beli jus di warung lain. Saya menikmati sore sambil memerhatikan orang-orang lokal sedang bercengkrama. Suasana Balestier Food Center ini tak seramai hawker lainnya. Mungkin kurang terkenal untuk turis. Whampoa Hawker center katanya lebih rame. Karena agenda Saya adalah merasakan local vibes, maka Balestier food center adalah pilihan paling tepat.
3. Marina
Setelah mandi sore dan istirahat sebentar, Saya segera pergi menuju Marina The Shoppes, untuk nonton Spectra di depannya. Tak disangka, hujan berlanjut dan arah ke kota macet. Tapi macetnya Singapore ya beda sama macetnya Jakarta. Disana kendaraan masih sangat tertib. Padahal Saya tinggal menuju 3 halte lagi, tapi ada petugas masuk ke bus, kita disuruh turun dan naik MRT saja karena macet. Saya ikuti saja lanjut naik MRT dengan tujuan Esplanade. Tak disangka-sangka, begitu keluar dari Esplanade, Saya langsung disambut pertunjukkan kembang api dengan view Hotel Marina. Ternyata macet tadi karena rehearsal untuk hari kemerdekaan Singapore 9 Agustus nanti. Sepanjang weekend dari Juni - 9 Agustus akan ada uji coba pertunjukan kembang api. Dan pastinya akan macet kearah kota. Walaupun hanya rehearsal, kembang apinya bagus banget.
Saya ingat waktu tahun baru lalu, rada kesal karena kembang api di Jakarta ga cukup bagus. Akhirnya terbayar di Marina.
Selesai nonton kembang api, Saya harus berjalan cukup jauh untuk nonton Spectra. Dari lokasi Saya itu posisinya persis diseberang sana yang dipisahkan oleh sungai. Akhirnya sampai di depan The Shoppes. Mumpung belum mulai, Saya pesan beer dulu di kafe yang persis didepan spectra. Saya izin untuk dibawa ke depan agar bisa sambil nonton Spectra. Tak lama, pertunjukan dimulai. Lagu openingnya merdu sekali, seperti ada nyawanya.
Malam itu ditutup dengan berpesta di club baru Singapore, Marquee. Ternyata malam itu ada dj Havana Brown. Marquee club itu besar banget. Ibaratnya perpaduan Exodus dan Equinox kalau di Jakarta. Sejak buka April lalu, setiap weekend mereka mengundang Dj-Dj besar. Bahkan Axwell pernah manggung disini. Tak seperti kalau party di Clark Quay yang kadang berakhir kentang, di Marquee ini bisa dibilang the best party experience di Singapore.
4. Sarapan Di Kedai Kopi Lokal Legendaris Heap Seng Leong
Saya bela-belain bangun pagi demi sarapan di kedai kopi yang sudah ada sejak tahun 70-an. Heap Seng Leong ada di ruko-ruko pasar North Bridge, Lavender. Heap Seng Leong ini mengingatkan Saya pada kedai kopi legendaris di Petak 9 Jakarta, Kopi Tak Kie. Suasananya kurang lebih sama.It is not a fancy coffee shop and that is exactly that I want to enjoy on this trip. Karena masih pagi, banyak koko-koko dan cici-cici yang baru selesai sepedahan. Menu khas dari Heap Seng Leong adalah kopi butter dan toast butter. Penampakannya seperti foto dibawah ini.
Rasa kopinya gurih. Lelehan butter di toast bikin ga sabar pengen cepat-cepat melahapnya. Coba deh rotinya dicelup ke kopinya, sumpah, Saya hampir nangis saking enaknya.
Untuk makanan Saya ini totalnya S$2.4. Sangat murah meriah, tapi experience-nya luar biasa. Di tempat ini ada uncle yang jual curry puff. Saya beli juga 2 pieces dengan harga satuan S$1. Karena di Singapore banyak jalan, Saya harus maintain berat badan Saya supaya ga tambah kurus. Jadi setiap ada cemilan murah, beli aja.
5. Old Police Hill Street
Saat mau ke rumah teman di daerah River Valley, bus Saya melewati sebuah bangunan bergaya kolonial tapi jendelanya warna-warni. Sepulangnya dari rumah teman, Saya sengaja mampir kebangunan itu. Ternyata itu adalah museum kantor polisi. Saat Saya kesana, museumnya sedang tutup.Persis disebelahnya, ternyata Fort Canning Park. Fort Canning ini adalah bukit ditengah kota. Dulu Saya pernah naik sampai puncaknya yang ternyata ada museum dan bisa dipakai buat piknik juga. Fort Canning ini luas sekali.
Trip kemarin Saya lebih banyak menghabiskan dengan bertemu teman dan kolega yang tinggal di Singapore. Saat hari terakhir, Saya sempat agak sedih karena harus menyudahi menikmati suasana di Balestier Road dan sekitarnya. Saya suka sekali disana. Rasanya lebih terasa 'rumah' dibandingkan jika stay di daerah turis seperti Bugis, Little India dan sebagainya.
Singapore adalah negara yang sangat aman untuk perempuan kalo kamu berniat untuk solo trip. Waktu Saya jalan-jalan melewati beberapa pekerja kasar, didepan Saya ada cewek yang paki celana super gemas, saing gemasnya sampai bokongnya terlihat 1/3, tapi para pekerja itu tidak ada yang catcalling. Mereka cuma melihat dan lanjut kerja. Coba kalau di Jakarta, udah pakai kaos gombrong masih saja kena catcalling. Singapore is definitely my second home. Yang Saya suka dari Singapore adalah ketertibannya.
Di Singapore banyak orang yang sudah tua masih bekerja. Bagi mereka menganggur bukan hal baik karena malu untuk jadi peminta-minta, bahkan ke anak sendiri. Pun jika kalian makan di hawker center, kalian akan lihat yang jual minuman adalah orang-orang yang lebih muda. Tapi mereka sangat cekatan dan terampil bekerja. Ini adalah contoh mindset yang wajib kita tiru kalau mau Indonesia maju.
Jika kalian perlu tips untuk perjalanan ke Singapore, kalian bisa tulis di kolom komentar.
No comments:
Post a Comment