Siang ini Saya meeting dengan seorang teman. Dari ngobrol serius sampai membahas beberapa aktor Indonesia yang gay. Teman Saya ini berkomentar "Emangnya di dunia ini kekurangan perempuan cakep apa? Mereka mah mau cewek yang mana juga tinggal milih". Saya hanya tersenyum. Memikirkan jawaban yang enak.
Wednesday, December 21, 2016
Prasangka
Siang ini Saya meeting dengan seorang teman. Dari ngobrol serius sampai membahas beberapa aktor Indonesia yang gay. Teman Saya ini berkomentar "Emangnya di dunia ini kekurangan perempuan cakep apa? Mereka mah mau cewek yang mana juga tinggal milih". Saya hanya tersenyum. Memikirkan jawaban yang enak.
Tuesday, December 20, 2016
Cerita Uang Rp 10.000,-
Natural Cleanser
Bukan.... Saya bukan mau masak atau bikin kue. Ga punya dapur soalnya.😁. Judul tulisannya saja Natural Cleanser. Tapi kok fotonya sitrun dan baking soda? Iya... Kedua bahan untuk kue-kuehan ini juga bisa sebagai bahan pembersih rumah yang lebih ramah lingkungan.
Saya itu ga bisa kena pembersih rumah kecuali sabun cuci. Yang lainnya sukses bikin kulit Saya gatal-gatal dan panas. Dan biasanya bau bahan pembersih rumah itu bikin pusing dan jauh dari wangi segar. Sedangkan sitrun dan baking soda baunya lebih netral. Makanya Saya selalu sedia 2 bahan ini dirumah. Memang apa saja sih fungsinya?
Citroen Zoor
Sitrun biasa dipakai untuk membuat buah-buahan lebih tahan lama dan tidak terlalu lembek. Jadi kalau mau bikin sop buah, bisa ditambahkan sitrun ini. Kegunaan sitrun selain untuk makanan juga bisa dipakai untuk memutihkan pakaian putih dan menghilangkan noda pada pakaian tanpa membuat warna luntur. Pemakaiannya cukup satu sendok makan dicampur detergen secukupnya dan tambahkan air secukupnya lalu rendam kurang lebih 30 menit. Hati-hati jangan terlalu banyak karena bisa membuat pakaian gampang sobek. Saya biasa pakai ini untuk mencuci handuk, mukena, selimut dan sprei berwarna terang dan coat.
Baking Soda
Saya sempat No Poo alias keramas tanpa shampoo. Tapi sekarang lagi malas. Nah, Baking Soda ini Saya pakai untuk membuat shampoo alami. Bisa dibaca disini untuk tutorialnya. Selain itu baking soda juga bisa untuk membantu mengurangi warna kusam pada gigi. Caranya tempelkan sikat gigi pada baking soda, lalu gosok gigi seperti biasa.
Beralih untuk penggunaan pembersih rumah. Saya membersihkan kloset dengan cara mencampurkan sitrun, baking soda dan detergen. Biarkan kurang lebih 10-20 menit sambil membersihkan bagian toilet lainnya. Setelah itu sikat kloset lalu siram. Hasilnya sangat memuaskan. Kloset kelihatan kinclong tanpa bahan kimia yang bikin kulit gatal. Saya kan setiap hari pasti minum kopi. Gelas kopi dan sendok suka meninggalkan noda kopi yang tidak bisa hilang dengan pencucian biasa. Padahal sudah Saya gosok-gosok. Nah, baking soda ini bisa bikin gelas bersih lagi. Cukup taburkan sedikit baking soda, biarkan 10 menit lalu cuci seperti biasa. Jadi kalau ada yang berkunjung, ga malu kalau ngasih minum gara-gara gelas dekil.
Baking soda banyak banget fungsinya. Kadang suka Saya pakai untuk mencuci pakaian kalau ga ada sitrun. Karena baking soda lebih mudah dicari dibanding sitrun.
Untuk bersih-bersih rumah ga harus beli berbagai macam jenis. Sitrun dan baking soda adalah pembersih all in one, ramah lingkungan dan hemat. Less is more. Kalau kamu, apa pembersih alami favoritnya? Share yuk 😊
Monday, December 12, 2016
[Filmmaking] Beda Konsep, Beda Tantangan
Bekerja di industri film, kita dituntut untuk terus belajar hal baru. Industri film tidak semewah yang banyak orang pikirkan. Industri ini dinamis. Maka para pekerjanya juga harus dinamis. Disini kita tidak peduli apa latar belakang kamu, selama kamu bisa membuat kita nyaman bekerja sebagai team, dengan tangan terbuka kita akan menerima kamu. Beda konsep, beda pula penanganannya. Beda ritme kerjanya. Tapi yang pasti kita bersama-sama untuk menghasilkan karya yang bagus.
Saya mau sedikit cerita tentang pengalaman Saya. Saya bukan pekerja film yang namanya terdengar dimana-mana. Saya juga hitungannya masih anak baru. Dari tahun ketahun Saya mendapat tantangan untuk mengurus sebuah konsep dari awal sampai siap tonton. By the way, film disini definisinya lebih luas ya, yakni gambar bergerak. Bukan hanya yang ada di layar lebar. Tapi bisa berupa video klip, TV Commersial atau yang lagi hits saat ini, webseries.
Pertama kali terjun sebagai orang produksi alias kru, Saya masuk ke iklan. Iklan ini pekerjaannya paling enak. Fee paling besar karena dihitung harian, kerjanya juga paling cuma 2 hari. Yah persiapan sekitar 2 minggu, lalu setelah syuting ada proses pasca produksi kira-kira 2 minggu sampai 1 bulan. Hampir tidak ada kesulitan yang berarti kecuali berhadapan dengan agency dan client yang kadang banyak minta dijajanin 😋
Untuk video klip. Waktu kerja sebentar sekitar 1 - 2 hari. Tapi fee kecil. Karena saat ini rata-rata produksi 1 video klip sekitar 35 juta - 50 juta. Itu dari pra produksi sampai pasca produksi.
Untuk film pendek. Kurang lebih sama seperti iklan tapi biaya produksinya tidak sebesar iklan. Biaya pembuatan 1 film pendek sekitar 20 juta - 150 juta. Tentu disesuaikan dengan konsep ceritanya. Enaknya bikin film pendek, kita bisa mengasah skill kita yang mungkin tidak bisa diaplikasikan saat kita bekerja dengan client.
Sinetron atau TV Series atau Komedi Situasi. Siapa sih yang ga tau dan suka sinetron? Walau dari jaman nonton Lika Liku Laki Laki sampai Serigala Ganteng, ga sedikit orang yang mencibir sinetron. Ritme kerja sinetron memang cepat karena dihitung per hari per episode. Walau fee untuk kru bisa dibilang kecil, tapi kalau dikali 200 episode, banyak juga kan? Bisa dibilang, kerja jadi kru sinetron ibarat investasi jangka panjang. Walau fisik diforsir abis-abisan.
FTV. Ritme kerja cepat, biasanya untuk 1 judul maksimal dikerjakan dalam waktu 3 hari. Bayaran murah, karena dihitung per judul. Saat ini budget produksi untuk FTV adalah 90 juta. *glekkk mureeee.
Film. Ini ritmenya lumayan asyik, tergantung dapet produser dan sutradaranya juga sih. Untuk bayaran kru ya lumayan lah. Syuting days nya rata-rata 2 minggu. Yang lama itu dipersiapannya, bisa 3 bulanan.
Webseries. Kurang lebih sama seperti iklan karena sekarang brand sudah mulai melirik webseries dibanding TVC. Budget untuk webseries bisa dibilang kecil, tapi dihitung per episode. Ngerjain project webseries ritmenya masih enak lah dibanding kerja untuk FTV atau series.
Tahun ini Saya dapat kesempatan menjajal di webseries. Agak kagok juga. Biasa bikin budget untuk iklan, sekarang mesti adaptasi dengan budget, kru, dan peralatan yang lebih kecil.
Lalu yang mau jalan (mudah-mudahan ON) adalah untuk mini series. Ini kali pertamanya Saya tahu kerja bikin konten untuk stasiun TV. Cukup menantang, karena budget yang minimalis, tapi treatment seperti film. Ibaratnya Saya biasa bikin anggaran 2 M untuk dihabiskan 1 hari untuk TVC, kali ini dengan dana yang sama disiapkan untuk 1 bulan. Bahkan untuk film dengan 2 M hanya untuk 2 minggu.
But I love challenge. Karena bikin kita tambah mahir dari hari-kehari. Jadi kalau kalian mau terjun di industri film, harus siap dengan pekerjaan yang sangat dinamis, yang mungkin tidak akan didapatkan kalau kamu bekerja kantoran.
[Review] Makarizo Fibertheraphy Shampoo & Vienna Body Scrub
Belakangan ini Saya lagi kurang merawat diri. Saya yang biasanya rajin bikin shampoo dari baking soda, tiba-tiba bosan saja. Lagi pengen yang praktis. Tapi rasa-rasanya Saya jadi agak ga tega kasih rambut dan kulit kepala Saya shampo-shampo komersial yang pasti sekarang banyak bahan kimianya. Mau beli yang organic, agak mahal. Soalnya lagi ngirit dulu nih 😂. Ya at least Saya mau beli shampo yang masih ada kandungan bahan alaminya. Akhirnya Saya iseng ke Ranch Market Dharmawangsa. Karena biasanya supermarket high class gini yang menjual produk-produk organic. Sempat mau ambil Petal Fresh, Organic care atau Ogx. Ketiga produk import tersebut diklaim bebas sls dan dibuat dari bahan alami. Tapi,,,, harganya.... Nggak dulu. Sebenarnya ga terlalu mahal sih, sekitar Rp 120.000,- untuk ukuran 300 - 400 ml.
Akhirnya pandangan Saya tertuju ke shampoo Makarizo Fibertheraphy. Ada beberapa varian. Tapi Saya pilih yang melon and aloe vera for hair fall ini. Harganya Rp 37.000,- untuk 330ml. Shampo ini memang mengandung SLS. Tapi kandungan bahan alami juga lumayan banyak, seperti ekstrak lidah buaya, beberapa seed oil, rice bran oil dan ekstrak melon. Saya suka wanginya yang segar, tapi tidak tahan lama dirambut. Selain itu walau mengandung SLS, busa shampo ini sedikit. Namun mampu membersihan minyak dengan sempurna. Karena setiap seminggu sekali Saya melakukan deep conditioning dengan EVOO.
Saya tidak terlalu merasakan hasil istimewa. Selain rambut yang jatuhnya agak bagus. Ga terlalu turun gitu. Karena Saya sudah terbiasa dengan produk yang busanya sedikit, Saya sih suka-suka aja.
Selesai milih shampoo, Saya pengen cari body scrub yang mengandung bahan alami. Di Ranch Market itu pilihannya ga sebanyak body scrub yang ada di Hypermart atau Carefure. Akhirnya Saya pilih Vienna Body Scrub yang harganya Rp 22.000,- untuk 250gram. Katanya sih scrub ini mengandung lumpur Laut Mati. Tapi Saya sih kurang yakin yah. Hehehehe... Mungkin dimasukkan bahan-bahan yang kandungan manfaatnya serupa dengan lumpur Laut Mati.
Kandungan alaminya antara lain bubuk biji apricot dan bubuk kulit kacang kenari. Butiran scrub Vienna ini pas tidak terlalu kasar atau halus. Dan yang paling Saya suka, wax nya sedikit jadi gampang dibaur ke kulit. Daki juga cepat terangkat tanpa harus menggosok terlalu lama. Kelamaan gosok-gosok dikamar mandi mah ga asyik, dingin dan bikin kisut. Hahaha. Wanginya juga seperti scrub mahal. Segar tapi ga terlalu fruity. Saya sih ngerasanya lipatan-lipatan kulit jadi lebih bersih dan cerah. Kalau efek putih, wah, itu bukan tujuan Saya beli scrub ini sih. Scrub itu fungsinya membantu merontokkan sel kulit mati.
Memang pampering body itu bikin mood meningkat drastis. Jadi merasa bersih dan segar. Ah,,, semoga Saya ga keterusan malas merawat diri. Kelihatan banget dekilnya kalo kurang perawatan. Apalagi pola makan Saya juga lagi kurang bagus. Olahraga juga lagi kurang. Makanya sekarang Saya suka paksakan untuk jogging disekitaran Dharmawangsa. Karena banyak pohon pasti kualitas udaranya juga bagus.
Wednesday, November 30, 2016
27, I'm Brave and Strong
Tuesday, November 29, 2016
#KapanMapan
Saturday, November 26, 2016
Drama Cari Kostan 2016
Saya mulai jadi anak kost sejak 2008. Waktu dulu karena pertama kali kerja, Saya kost ditempat teman satu kantor dengan harga sewa Rp 350.000,-. Murah banget dan tempatnya masuk gang gitu. Saya berhasil bertahan selama 3 tahun. Alasan Saya pindah tiba-tiba aja muncul. Karena sudah tidak nyaman dengan suasana tetangga yang sibuk gosip dan ibu kost gesrek yang Saya pernah ceritakan disini. Singkat kata, sebenarnya Saya orangnya malas pindah-pindah. Jika keadaan tidak memaksakan Saya untuk pindah, Saya ga akan pindah kostan. Males angkut-angkut barang :D
Lanjutan dari postingan sebelumnya. Saat ini Saya sudah pindah kost di daerah Dharmawangsa. Lingkungannya sejauh ini enak walau tidak sehijau kost di Ampera dulu yang masih bisa melihat pohon-pohon dan mendengar kicauan burung dari dalam kamar. Kalau mau hijau banget, bisa sambil jogging di sepanjang jalan Dharmawangsa dan Brawijaya sambil memandangi rumah-rumah gedong, lalu mbatin "Kapan gue beli rumah disini" - Hahahaha, halu maksimal 😂. Tapi sebelum Saya menemukan tempat ini, Saya tempat mengalami beberapa drama yang bikin Saya menyeritkan dahi. Berikut drama-dramanya:
2. Mahal Tapi Kumuh
2 tempat Saya sempat datangi kostan yang harganya ga murah juga (1,5jt) satu di daerah Mampang, satu di jalan Cisanggiri. Tempat yang di Mampang, Saya tertarik dengan sebuah spanduk yang menawarkan kostan dengan suasana bersih, nyaman dan tenang. Saya masuk kedalam untuk mencari penjaganya dan alangkah terkejutnya Saya begitu masuk ke perkarangan rumahnya, bau lembab sangat mengganggu bikin Saya jijik. Tempatnya ga nyaman sama sekali. Lalu yang di jl. Cisanggiri, Saya ga nyangka harga kost 1,2 juta dengan kamar mandi luar tapi tempatnya kumuh banget. Persis kayak masuk pemukiman yang dibelakang-belakang diskotik di Kota. Sangat ga manusiawi untuk ditinggali. Yang Saya ga habis pikir, kok tega sih menyewakan tempat seperti itu? Kostan Saya waktu jaman 300 ribuan aja masih lebih bagus.
3. Fasilitas Yang Gak Penting
Sebenarnya Saya pengen cari kost yang harganya 1juta saja. Selama tempatnya masih bagus sirkulasi udaranya, ga perlu pake AC juga. Tapi sekarang susah sekali cari kost yang ga pake AC. Terkadang yang bikin mahal itu bukan daerah atau AC nya. Melainkan fasilitasnya yang sebenarnya ga perlu-perlu amat. Seperti TV, siapasih sekarang yang ga punya tv?
4. Hanya Untuk Pekerja Kantoran
Ini beda tipis lah sama cerita ditanya agama pas nanya kostan. Saya juga pernah mendatangi kostan di Mampang lalu yang punya kostan tanya dimana kantor Saya. Saya bilang saat ini masih freelancer, lalu si ibu kost itu bilang, "Maaf, disini cuma untuk pegawai kantoran" dan langsung pergi masuk kedalam rumah -__-.
Wah, ini sih tipe-tipe ibu kost yang bakalan matre abis-abis dan nyebelin. Ga deh, makasih.
5. Gratis Nasi
Jadi Saya sempat tanya teman, Pandhu. Berapa kostan dia di Setiabudi. Dia bilang 1,6 juta dengan kamar mandi luar. Tapi dapat nasi dan air, masak gratis tinggal bawa bahannya sendiri dan gas ditanggung pemilik kost. Well... at least fasilitas ini lebih penting sih daripada TV datar :P
Nah akhirnya Saya ingat teman Saya Uut, kalau ke Jakarta dia nginep di kost temannya di Dharmawangsa dan yang Saya ingat pada waktu itu harga kostnya 900 ribu. Berarti tahun ini paling 1,2 juta. Saya dikasih kontak temannya Uuut, namanya Ellen. Dan Ellen ini baik banget, dia menawarkan diri boncengan naik motornya dia buat nyari kostan. Padahal kita baru kenal banget. Pertama dia anterin Saya ke tempat kost lamanya, tapi dia sempat memperingatkan kalau pemilik kostnya rada-rada gesrek. Untungnya kostan itu penuh dan pas didepannya ada kostan kosong yang pemiliknya jauh lebih enak dan khusus perempuan. Saya langsung dapat chemistry nya dengan tempat yang Saya tinggali ini. Lagipula sekarang agak sedikit ngeri kalau kost ditempat campur gitu. Secara banyak anak kost yang mati dibunuh pacarnya atau malah jadi sarang tempat prostitusi. Ya kalo mau 'ngamar' sama pacar, modal dikit lah ya buka kamar di hotel atau sewa apartement sekalian biar private. Kalo kere mah ga usah kebanyakan gaya deh. Hehehe...
Berkat bantuan Mbak Ellen Saya jadi punya tempat yang lebih enak. Btw, Ellen ini juga ngajar bahasa Jerman lho, barangkali ada yang mau les private, bisa kirim email ke Saya, nanti Saya kasih kontaknya dia.
Jadi, kalo ada pengalaman cari kostan, boleh lho di sharing :)
Monday, November 21, 2016
New Life
So.... It's been awhile.... So many happen in my life.... I,ve been focusing and need time alone.... Its was so up and down feeling. But I have faith, i can handle this by God's blessing. It's only a chapter of life.
Awal November pada akhirnya Saya pindah dari kostan yang sejak 2011 Saya tempati. I let God bring me to a better place, better life. Kemarin juga sudah dapat tempat yang lebih enak lingkungannya. Semoga rezeki tempat baru dan Saya bertemu. Saya pengen banget cerita what happen lately. Tapi kayaknya Saya mau simpan dulu. Saya janji ini akan jadi cerita yang bagus ;).
Saya hanya mau berpesan, ikhlas dan pasrah kan hidup kita pada Tuhan. Karena sebaik-baiknya kita berusaha dan berencana, jika Tuhan masih mau mengajarkan kita sesuatu, keinginan itu bisa saja sendikit tertunda.
Have a good day!
Friday, September 30, 2016
Problem Dunia Kerja Generasi Millenial
Tulisan ini sekedar curhat. Jadi beberapa bulan ini Saya beberapa kali di approach untuk bekerja sebagai team kreatif dibeberapa perusahaan baru. Dan diantara mereka adalah perusahaan media digital yang buka cabang di Indonesia. Sayang, beberapa kali Saya harus menolak karena tidak sesuai dengan standard industri. Sebagai contoh, ada satu perusahaan mereka menawarkan pekerjaan sebagai Digital Content Producer. Dalam pikiran Saya pasti ini soal produksi video. Saya yang memang bagian dari industri film dan posisi terakhir sebagai Associate Producer tentunya tidak asing dengan produksi video. Tapi begitu Saya temui, Saya sungguh terkejut dan.... merasa sedikit tidak terima. Yang mereka harapkan dari Saya adalah Saya mahir SEO, mengerti bahasa HTML, dan beberapa skill yang sebenarnya lebih cocok dikerjakan oleh orang yang mahir IT. Bukan orang yang paham produksi film / content video. Jadi sebenarnya Digital Producer itu, orang IT yang paham industri showbiz, atau memang orang dengan latar belakang industri showbiz yang bisa pemograman? Beberapa hari Saya terus bertanya-tanya. Apa Saya yang salah paham atau mereka yang tidak paham industri?
Cerita kedua. Saya membaca sebuah perusahaan digital media besar, mereka mencari seorang Video Producer. Saya baca skill-skill yang harus dimiliki. Orang tersebut selain bisa membuat video, dia juga harus bisa editing dan motion graphic. Lagi-lagi Saya menyeritkan dahi. Okelah kalo editing Saya masih bisa terima, walau sebenarnya ada orang yang berprofesi sebagai editor. Tapi ini harus bisa motion graphic? Doh!! Producer itu adalah orang yang meng-hire editor dan motion graphic. Producer adalah leader sebuah project. Producer memang harus paham soal teknis, tapi bukan harus menjadi expertise di editing, design produksi atau departement lainnya.
Saya yang gagal paham atau HRD yang sebenarnya tidak paham soal pekerja kreatif? Disini masih blur soal sistem ini. Jika dibiarkan bisa-bisa merusak industri itu sendiri. Jika semua orang bisa mengerjakan semua pekerjaan, pasti akan banyak orang yang menganggur.
Kembali ke tema awal. Jelas ini sebuah problem dunia kerja masa kini. Generasi Millenial dituntut harus memiliki beberapa skill. Bagusnya hal ini akan merangsang keinginan untuk terus mempelajari hal baru dan bisa lebih paham banyak hal. Sisi buruknya, hal ini bisa membuat kita kurang expert di satu skill, jadi seperti setengah-setengah. Sedangkan untuk menghadapi persaingan global, kita wajib memiliki keahlian yang mendalam agar bisa maju. Dan memang dengan menumbuhkan expertise, akan membuat iklim dunia kerja lebih dinamis. Masa kalau ada Account Executive yang bisa design, dia juga yang harus menyiapkan dummy bahan presentasi untuk client? Yang ada makin banyak Graphic Designer yang nganggur dong :P
Sebenarnya banyaknya perusahaan baru baik dari asing maupun dalam negeri, harusnya mampu menyerap tenaga kerja. Tapi jika terus menerus 1 orang diharuskan memiliki banyak skill bahkan yang sebenarnya ada beberapa skill yang kurang cocok untuk pekerjaan tersebut, maka akan semakin sedikit tenaga kerja yang dapat diserap. Terus kalau sudah begini, kita akan berkoar "Lebih baik bikin usaha sendiri" ? Hallooo bikin usaha itu tidak mudah dan perlu mental yang kuat. Mau sekedar jadi pengusaha karbitan?
Kapan negara ini bisa punya sistem yang lebih bagus?
Tuesday, September 27, 2016
Faktor Penentu Film Box Office
Tahun ini film "Warkop DKI" berhasil menjadi Film Indonesia Terlaris sepanjang masa dengan total 5juta penonton. Posisi sebelumnya diraih oleh film "Laskar Pelangi" (2008) yang mendapat 4 juta penonton. Saat film Laskar Pelangi rilis, Saya masih bekerja di 21 cineplex untuk divisi film Indonesia (fyi, dulu yang urus cuma 2 orang). Begitu mendapat laporan data harian penonton untuk Saya proses pembayarannya, Saya sempat tercengang melihat begitu banyaknya jumlah penonton untuk film Laskar Pelangi. Saya pun ikutan bersemangat menghitung sharing profit untuk produser. Hal yang sama Saya rasakan saat menghitung profit sharing film Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih.
Masuk 2010, perolehan penonton film Indonesia tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Terlebih saat itu didominasi film Plus-Plus yang menjual sensualitas. Dan masanya juga sudah berbeda. Tahun-tahun sebelumnya film Indonesia yang tayang setiap minggunya hanya 1 film. Di 2010 karena banyak yang mulai produksi film, penayangan film Indonesia berubah menjadi 2 film setiap minggunya. Lalu berubah lagi menjadi 3 film/minggu hingga hari ini terkadang 4 film/minggu. Sebelum tahun 2010 untuk mencapai 200.000 penonton bukan hal yang sulit. Memasuki 2010 sampai hari ini untuk mendapat 150.000 penonton adalah hal yang patut disyukuri. Seiring berjalannya waktu, tantangan dan trend terus berubah. Terbatasnya jumlah layar membuat produser harus memikirkan strategi dengan cermat bagaimana caranya agar filmnya mendapat untung.
Di tahun 2016 ini geliat penonton Film Indonesia mulai meningkat lagi. Pastinya para produser sudah menemukan formula baru untuk mendapat penonton yang banyak dengan lebih jeli membaca pasar. Kualitas film-film Indonesia juga sudah memiliki production value yang bagus. Walau masih ada beberapa film Indonesia yang kualitasnya dibawah standar dan biasanya dibuat oleh produser karbitan. Ada 2 faktor utama yang menentukan sebuah film mendapat jumlah penonton yang massive.
2. Promo Tepat Sasaran
Promo adalah faktor penentu kesuksesan sebuah film bahkan untuk film yang kualitas ceritanya tidak terlalu bagus. Sama seperti produk, tanpa marketing maka akan minim pembeli. Strategi promo harus sudah dirancang saat penggodokan cerita. Karena dari cerita kita bisa tahu demographic yang akan menjadi target market film yang kita buat. Beda demographic tentu beda pula treatment promonya. Salah satu strategi promo adalah dengan menggandeng brand yang sesuai dengan target market kita. Karena brand sudah pasti memiliki strategi marketing yang juga bekerja sama dengan agency advertising.
Promo tidak bisa hanya mengandalkan sosial media. Karena tidak semua orang digital savvy. Jika melihat contoh promo yang dilakukan Warkop Reborn, mereka bahkan melakukan promo eksklusif di salah satu station tv swasta. Bahkan setiap hari diputar di infotainment di tv tersebut. Selain itu mereka juga memasang reklame besar di gedung daerah Semanggi. Falcon Pictures, selaku production house film Warkop Reborn memang ahli dalam promosi. Promo untuk film-filmnya selalu berbeda.
Promo besar sekalipun tidak akan menghasilkan banyak penonton jika tidak dilakukan dengan tepat sasaran. Maka dari itu penting berkolaborasi dengan banyak pihak agar film bisa sukses secara komersial.
Lalu apakah film bagus itu sudah pasti laris? Tidak juga. Ada film bagus dan laris, ada pula film bagus tapi sayang tidak laris dan banyak pula film yang biasa-biasa saja tapi laris. Bagus tidaknya sebuah film itu tergantung selera masing-masing. Sebenarnya banyak pula film bagus yang tidak diputar di bioskop tapi diputar lewat penayangan alternatif yang banyak dilakukan oleh komunitas film. Lagipula masyarakat Indonesia masih banyak yang belum terbiasa dengan film arthouse.
Perfilman Indonesia semakin dinamis walau masih banyak kekurangan namun hal ini tidak menyurutkan semangat untuk berkarya. Semoga trend film box office ini bisa meningkatkan kepercayaan para investor untuk berinvestasi di industri film.
Sunday, September 25, 2016
DIY Dove Shower Cream
Ketika sabun sudah meleleh, akan masih ada bagian-bagian kecil sabun yang belum meleleh dengan sempurna. Kecilkan api. Lalu terus tambah air sedikit demi sedkit sampai air yang telah disediakan habis. Aduk sesekali untuk memeriksa apakah sabun sudah meleleh dengan sempurna. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 20 menit.
Lalu dinginkan adonan sabun yang sudah meleleh sebelum dituang kedalam wadah kira-kira setengah jam. Jika hasilnya terlalu kental, bisa ditambah sedikit air panas sampai tingkat kekentalannya pas.
Voila! Jadi deh shower cream! Saya coba shower cream ini untuk mandi seperti biasa, hasilnya sama sekali tidak beda dengan versi batangan. Saya sempat mencoba tidak memakai pelembab setelah mandi untuk memastikan DIY Shower Cream ini tidak mengurangi kualitas beauty bar. Dan kulit Saya tetap halus dan lembab seperti jika Saya mandi dengan versi batangan. Karena bentuknya yang cair, lebih mudah jika memakai shower puff. Kalau mau langsung digosok dengan tangan juga boleh, suka-suka hati kamu aja. Versi cair ini juga lebih mudah untuk diaplikasikan saat keramas dibandingkan jika mengusap versi batangan. Tapi karena setiap sebelum keramas Saya selalu melakukan hot oil treatment, Saya harus 2x bilas jika keramas dengan versi cair. Kalau dengan versi batangan, 1x bilas sudah cukup.
DIY Dove Shower Cream ini bisa dipraktekkan kalau kamu mau lebih praktis mandi dengan Dove Beauty Bar. Tapi mungkin alasan yang paling jujur adalah, DIY Shower Cream ini jatuhnya lebih murah daripada Shower Cream yang dipasaran :D. Harga Dove Shower Cream 400 ml dipasaran sekitar Rp 20.000,-. Sedangkan kalau membuat sendiri, kamu hanya perlu beli Dove Beauty Bar seharga Rp 7.000,- untuk menghasilkan 400 ml shower cream.
Friday, September 23, 2016
[Review] A Simple Life By Desi Anwar
Thursday, September 22, 2016
Someone's Personal Business Is Not Yours
Saya suka ga habis pikir kenapa banyak banget orang yang terlalu ikut campur atau sibuk mengomentari urusan orang lain. Padahal dia ga ada kontribusinya sama sekali pada kehidupan orang tersebut. Hal ini tidak hanya dilakukan pada orang-orang sekitar, bahkan sampai artis yang tidak dikenalnya pun tak luput dari komentarnya. Menurut Saya ini salah satu penyakit masyarakat. Jika ditegur, mereka akan beralasan "Demi kebaikan". Oh, come on! Mereka selalu memaksakan pemikirannya kepada orang lain. Padahal setiap orang pasti punya pemikiran yang beda. Kenapa mereka lebih peduli pada hidup orang lain padahal sebenarnya mereka itulah yang perlu memperbaiki sifat dan hidupnya.
Baru saja kejadian sama Saya. Ada seorang teman sekolah, bukan teman sekelas tapi seangkatan waktu SMA dulu. Saya sama teman ini memang tidak pernah komunikasi secara intens. Kita tahu kabar masing-masing lewat Facebook. Saat ini si teman sudah punya 2 anak. Dan setiap kali dia mengirim pesan selalu menanyakan "Kapan kawin?". Saya memang jarang sekali mem-posting sesuatu yang terlalu personal. Social media Saya ya sebagai media networking dengan kolega dan teman lama. Biasanya Saya mem-posting soal pemikiran Saya, kegiatan yang berkaitan dengan profesi Saya sebagai filmmaker, foto saat sedang kumpul dengan teman atau hal-hal lucu. Seharusnya si teman ini punya bahan pertanyaan lain karena update tentang Saya hampir selalu ada social media. Saya juga sudah cukup sabar rasanya setiap pertanyaan "Kapan Kawin?" dilontarkan, selalu Saya jawab "Doain ajah". Kali ini ide iseng Saya bekerja. Berikut kira-kira percakapan Saya dengan si Teman.
Teman: "Nov. Apa kabar? Kapan kawin? Jangan karier terus ah...."
Saya: "Alhamdulillah, Baik. Iya nih. Desember gue nikah"
Teman: "Asiiik! Siapa calonnya? Ga pernah diposting pacarnya. Undang-undang yaa"
Saya: (Disini udah merasa terganggu. Tapi sabarrr ini baru awal) "Gue kawinnya di Singapore. Ga rame-rame".
Teman: "Lho kenapa? Emang bisa?"
Saya: "Ya bisa doong... Cuma modal passport, mau nikah gampang. Soalnya calon gue beda agama. Kan kalo di Indonesia ga bisa. Makanya di Singapore aja".
Teman: "Lho beda agama? Dosa doong"
Saya: (Doh! Rempong amat sih)
Teman: "Sekarang ribet persiapan dong?"
Saya: "Oh nggak nyiapin apa-apa. Pendaftaran sudah sejak Juli. Cuma pesan gaun aja kok".
Teman: "Iya deh. Semoga nanti cepet dikasih momongan yaah"
Saya: "Oh ini udah, kok. Mau jalan 6 minggu". (Saya ga tahan buat ngakak pas ngetik)
Teman: "Hah!! Hamil duluan!! YA AMPUN!!"
Saya: "Lho emang kenapa? Daripada ntar abis kawin ditanyain kapan hamil kan"
Teman: SIGN OUT
See? Pengen tau banget urusan orang. Padahal apa urusannya sama dia coba? Saya saja sangat berhati-hati untuk menanyakan hal personal walaupun kepada sahabat. Karena Saya ga perlu tahu detail - sedetailnya. Saya sangat menghormati privacy orang lain. Jika dia tidak cerita, berarti dia ingin menyimpan cerita itu untuk dirinya sendiri.
Itu baru contoh kecil saja soal orang yang selalu ikut campur urusan orang lain. Sekarang ini orang-orang sedang sibuk mengomentari drama Raffi, Nagita dan Ayu Tingting. Saya sih sebagai orang yang bekerja di showbiz akan berpikir, "Bisa aja settingan atau kerjaan wartawan yang kehabisan bahan berita". Karena memang sudah jadi rahasia umum, untuk bikin berita di infotaiment, mereka menawarkan paket. Untuk muncul terus selama 3 bulan harganya sekian, muncul 6 bulan harganya sekian. Tapi jika seandainya Saya tidak tahu bahwa berita bisa dibuat, Saya juga ga akan mau mengomentari. Karena itu sama sekali bukan urusan Saya dan ga akan berdampak apapun untuk hidup Saya. Bahkan drama cinta segitiga ini dijadikan bahan postingan blog oleh beberapa blogger dan mereka mengomentari drama itu yang belum tentu benar juga. Ya, ampun #DemiKonten, cyiin?
Lalu untuk urusan selebgram. Beberapa nama seperti Karin, Anya dan Rachel dianggap postingannya vulgar. Karena penasaran Saya coba lihat-lihat ke Instagram mereka. Dan.... in my opinion, biasa-biasa aja tuh. Wajar dong kalau pakai bikini saat berenang atau dipantai. Saya ga tau kalau konten mereka selain di Instagram seperti Snapchat itu vulgar atau nggak. Kalaupun vulgar, tugas orang tua yang memberikan pengertian tentang self development untuk anak-anaknya bahwa hal itu tak perlu diikuti. Karena semakin banyak yang membicarakan dan membenci akan membuat mereka semakin terkenal. Selebgram-selebgram diatas bisa terkenal seperti sekarang juga karena sifat followers mereka yang memiliki rasa keingintahuan yang besar tentang hidup orang lain. Buktinya banyak selebgram yang fotonya lebih artistik dan tidak self center tapi followersnya tidak sebanyak selebgram yang lebih suka memposting social life-nya. Karena bagi followers, melihat foto kumpul-kumpul dengan teman lebih menarik ketimbang foto milkyway di langit Sumba.
Menurut Saya rasa ingin tahu urusan orang lain disebabkan karena tidak puas terhadap diri sendiri sehingga mereka sibuk membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain. Tidak ada hidup yang terlalu sempurna. Setiap orang punya masalah dan urusannya masing-masing. Lebih baik syukuri apa yang ada, Jika menginginkan sesuatu, bergeraklah. Jadi energi dan waktu kita tidak terbuang sia-sia. Hormati setiap pilihan hidup orang lain. Peduli yang sesungguhnya adalah membuat orang lain bahagia bukan memaksaka untuk menyamai persepsi.
Tuesday, September 20, 2016
E-KTP Tanpa Ribet
Sejak Agustus, Pemerintah RI sudah menggalakkan agar setiap warganya segera membuat E-KTP. Hal ini bukan tanpa alasan. Selain untuk memudahkan proses administrasi, E-KTP juga digunakan sebagai kontrol data warga negara Indonesia agar tidak bisa memiliki lebih dari satu KTP yang suka diselewengkan oleh oknum seperti teroris atau urusan pencatutan data lainnya. Pemerintah bahkan memberikan batas akhir sampai 30 September 2016. Program E-KTP ini sebenarnya sudah dijalankan sejak 2012. Tapi bukan Indonesia namanya kalau program ini tak berjalan maksimal bahkan pemerintah masih kecolongan. Selain itu proses birokrasi pemerintah daerah yang super ribet membuat masyarakat malas membuat E-KTP.
Termasuk Saya. Terakhir Saya ganti KTP tahun 2011 dan masih menggunakan KTP laminating. Saat program E-KTP mulai berjalan di 2012, Papa Saya mengingatkan agar Saya mengurus E-KTP dengan alasan gratis. Tapi Saya tak hiraukan karena Saya malas berurusan dengan pemerintah desa/daerah yang dipastikan akan makan waktu dan uang. Memang bilangnya gratis, tapi sudah jadi rahasia umum kalau lurah, RT, RW pasti akan minta diberi 'amplop'. Dan pada waktu itu Saya berpikir sistem Indonesia belum secanggih di luar negeri. Jadi percuma saja bikin E-KTP. Eh... benar saja. Ternyata E-KTP sistemnya belum sepenuhnya online ditambah ditemukannya kasus korupsi E-KTP. Bahkan ada yang sudah melakukan rekam data sejak 2012, sampai hari ini belum juga jadi E-KTP nya. Makin malas saja. Lagipula selama ini dengan KTP laminating, Saya tidak pernah menemukan kesulitan untuk urusan administrasi sampai soal pembuatan passport. Dengan bebas Saya keluar masuk gerbang imigrasi.
Kebetulan tahun ini KTP Saya akan habis masa berlakunya. Ditambah ada peraturan Pemerintah yang mewajibkan memiliki E-KTP. Ya sudahlah sekalian saja. Walau Saya malas harus menyiapkan waktu ke Tangerang. Tapi Saya penasaran juga. Masa sih sistemnya belum diperbaharui dari 2012? Kita kan sudah ganti presiden juga. Saya cari-cari informasi di internet. Ternyata berdasarkan Permendagri No 8 Tahun 2016 yang berlaku sejak April 2016, pembuatan E-KTP bisa dilakukan diluar domisili dan hanya membawa fotocopy KK dan KTP lama. Wow!! Ini baru namanya Revolusi Mental! Ini baru namanya sistem online! Sayapun langsung bersemangat untuk bikin E-KTP tanpa harus ke Tangerang. Walaupun perjalanan dari Jakarta Selatan ke Tangerang itu ga jauh. Tapi Saya lebih percaya pelayanan pemerintah daerah DKI jauh lebih baik.
Berdasarkan website Kemendagri , Kantor pemerintahan yang paling dekat dengan tempat tinggal Saya di Jakarta adalah di Dinas Catatan Sipil Jakarta Selatan, Jl. Raya Pasar Minggu KM 19, tepat diseberang Hotel Fiducia. Pertama kali kesana untuk rekam data pada hari Senin, 5 September 2016. Jam setengah 10 Saya datang, ambil nomor antrian dapat nomor 3. Proses dari antri sampai selesai rekam data sekitar 1 jam. Saat rekam data, Saya melihat sendiri sistem E-KTP ini sudah online. Petugas hanya mengetik NIK lalu keluar data Kartu Keluarga yang ada NIK Saya. Saya diminta untuk memeriksa apakah data-datanya benar. Setelah itu pengambilan rekam sidik jari dan rekam kornea mata. Saya sempat men-tweet pengalaman Saya urus E-KTP diluar domisili ga pake ribet. Teman Saya, Emil langsung telepon Saya. Dia ga percaya modal bikin E-KTP hanya fotocopy KK dan KTP. Dia terlanjur urus berdasarkan domisili asal KTP di Bekasi. Dia diribetin karena harus ada surat RT, RW, dan Lurah. Saya bilang mending datang langsung saja ke Discapil Jakarta Selatan daripada ribet. Pembuatan E-KTP di Discapil Jakarta Selatan memang tidak langsung jadi. Amannya 2 minggu. Emil yang rekam data beberapa hari setelah Saya, dia sudah ambil E-KTP -nya duluan. Sedangkan Saya baru hari ini. Tak jadi soal untuk Saya harus balik ke Discapil 2 minggu setelah rekam data, yang penting Saya tidak perlu direpoti dengan melampirkan surat RT, RW, Lurah dan teman-temannya itu.
Saya sempat membaca keluhan teman-teman tentang ribetnya pengurusan E-KTP diluar DKI Jakarta. Bahkan antrian sudah dimulai sejak pukul 3 subuh! Ya ampun beruntung Saya urus E-KTP di Jakarta. Emang Pak Ahok ini top banget deh. Udah ga ada lagi ribet-ribet urus administrasi di kantor pemerintahan. Kalau kalian belum urus E-KTP, ayo cepat urus. Mumpung masih ada waktu.
Thursday, September 8, 2016
Krim Untuk Kulit Sehat
Sekali-kali pasang foto selfie untuk gambar pembuka. Sekalian mau pamer kulit sehat. Hehehe.... Itu Saya hanya pakai lipstick, tanpa bb cream atau bedak. Saya jarang upload foto selfie ke social media karena Saya lebih suka pamer soal buah pikiran Saya. Sekalinya upload foto selfie, banyak yang tanya ke Saya tentang perawatan untuk kulit karena menurut teman-teman kulit Saya terlihat sehat. Mereka selalu mengira Saya ikut perawatan ke derma atau pakai krim mahal. Ampun, Cyiiin.... Entahlah Saya masih merasa Sayang sediain budget untuk ke derma karena.... Mahal. Hahahaha!!! Dan Saya merasa belum perlu juga. Tapi kulit Saya ini bukan hasil perawatan instant. My mom did it. Yess.... Sudah dibiasakan dari kecil untuk pakai pelembab, minum air putih yang cukup dan perhatikan pola makan. Dan untungnya Saya tipe orang yang sangat memperhatikan penampilan. Jadi setiap harinya Saya selalu menyempatkan diri untuk perawatan.
Saya orangnya simple. Dan sebisa mungkin selalu beli produk yang bisa dipakai from head to toe. Memang beberapa tahun ini untuk pelembab kulit, Saya lebih suka pakai body oil. Tapi kan ga semua orang suka pake body oil dan ga mungkin juga kalo traveling bawa-bawa body oil karena takut tumpah-tumpah. Saya mau review 2 krim perawatan kulit favorit Saya.
Saya pertama kali coba Viva Skin Food waktu SMP. Jadi dulu waktu masa penjajahan ikut Mak tiri, telapak kaki Saya jelek banget gara-gara kebanyakan mengerjakan pekerjaan rumah tapi ga dirawat kulitnya. Diam-diam Saya beli ini dan rutin setiap malam dipakaikan ke telapak kaki. Dalam seminggu kulit kaki Saya langsung sembuh bahkan kutu air ga terasa gatal. Baru sadar ternyata penyebab kutu air karena keringnya kulit kaki sehingga jamur betah nempel.
Lalu Saya coba pakai ke wajah. Wajah Saya jadi halus banget. Makanya setelah dewasa, Saya juga selalu sedia ini. Karena agak susah beli petroleum jelly, Saya harus nitip teman yang diluar negeri atau beli kalau lagi di Changi. Hahaha. Viva Skin Food gampang banget dicari dari Indomaret sampai Hypermart. Tekstur Viva skin food juga lebih 'ramah'. Kalau sedang cuaca panas banget, Saya pakai Viva Skin Food. Soalnya kalau pakai body oil berasa sumuk.
Invest on Healthy Skin
Tips tambahan. Kalau mau pakai pelembab, lebih enak dipakai setelah mandi tanpa handukan dulu. Karena bikin krim atau body oil gampang dibaurkan dan pemakaian juga lebih irit. Perawatan kulit tidak harus mahal. Yang penting konsisten. Lebih baik rawat dulu kulit sebelum menutupnya dengan makeup yang super tebal dan membuatmu terlihat seperti drag queen. Memiliki kulit sehat juga bisa meningkatkan percaya diri. Perempuan akan terlihat lebih menarik jika memiliki kulit yang sehat. Jangan terlalu terobsesi dengan kulit putih. Kulit gelap pun jika dirawat akan terlihat glowing dan cantik. Sebelum terlambat, rawat kulit sejak usia muda.
Tuesday, August 30, 2016
Lebih Fokus Dengan Mindfulness
Sepertinya masih banyak blog Indonesia yang belum membahas hal-hal spritual dan self improvement. Saya sendiri banyak baca tentang artikel spiritual dari blog atau web luar negeri. Padahal bacaan-bacaan seperti ini perlu lho untuk mengembangkan pribadi yang lebih baik dan tenang. Menurut Saya saat ini darurat people mindset development. Makanya banyak banget kan kalau kita lihat di social media orang-orang yang masih berpikir sempit.
Saya mulai tertarik tentang spiritual sejak baca buku The Secret. Spiritual itu cangkupannya luas sekali. Intinya bagaimana agar kita bisa bahagia dan tenang dengan menyelaraskan diri kita dengan alam. Di blog ini Saya juga sudah cukup banyak menulis tentang spiritual dan self improvement. Kali ini Saya mau menulis tentang Mindfulness.
Apa sih Mindfulness itu? Yaitu suatu keadaan diri yang fokus pada keadaan saat ini berupa rasa dan pikiran. Saat ini banyak sekali Saya lihat orang yang tidak mindful. Mereka merasa bisa multitasking yang menyebabkan mereka tidak terorganisir dan tidak fokus sehingga hasilnya kurang maksimal. Mereka kurang peka dengan keadaan saat ini. Misalnya makan sambil menyelesaikan pekerjaan atau mengobrol sambil main handphone.
Beberapa waktu lalu Saya menyaksikan sendiri teman Saya yang tidak mindful. Saat dia sedang minum kopi, tiba-tiba dia beranjak untuk mengerjakan sesuatu. Belum beres, langsung mengerjakan hal lain. Lalu duduk lagi. Jujur saja Saya yang melihatnya gatal untuk menahan dia agar bisa duduk dulu dengan tenang sambil menikmati kopinya. Akhirnya benar saja. Karena kurang fokus, ada saja hal yang terlewatkan. Yah... Teman Saya ini salah satu contoh orang yang belum paham apa itu mindfulness. Bagi Saya mindfulness adalah salah satu bentuk meditasi. Oleh sebab itu kenapa mindfulness sangat penting dilakukan agar diri kita bisa bahagia dan tenang.
Saya sendiri punya morning routine sebagai salah satu latihan untuk mindfulness. Agar bisa mindful, Saya bikin jadwal kegiatan sehingga bisa hidup lebih teratur tanpa harus diatur oleh kesibukkan-kesibukkan. Saya menetapkan skala prioritas mana yang harus dikerjakan lebih dulu. Mindfulness juga melatih kita agar lebih disiplin. Itulah kenapa orang-orang sukses selalu menerapkan mindfulness karena mereka selalu fokus sehingga mereka bisa lebih produktif.
Manfaat mindfulness selain untuk meredakan stress juga bisa untuk memperbaiki hubungan karena akan membuat kita lebih memerhatikan dan mendengar lawan bicara kita. Suka kesal kan kalau sedang berbicara tapi lawan bicara malah sibuk main handphone atau sambil mengerjakan sesuatu.... Jadi mulai sekarang yuk biasakan untuk mindful. Nikmati kopimu dipagi hari, rasakan hangatnya mengalir dari lidah ke kerongkongan. Fokus menyelesaikan pekerjaan satu persatu sesuai skala prioritas. Dengarkan lawan bicaramu. Saya ingin bikin tantangan mindfulness untuk 7 hari. Rasakan bedanya :)
Wednesday, August 17, 2016
Berkah Kemerdekaan
Hari ini Indonesia merayakan kemerdekaan yang ke 71. Sudah cukup tua. Bagi yang lahir sebelum tahun 2000, kita adalah saksi sejarah. Begitu banyak perubahan yang sudah terjadi selama 71 tahun ini. Kita beruntung karena sempat merasakan dipimpin 6 Presiden yang berbeda. Bahkan diantara kita sempat menjadi aktivis. Semua Presiden yang pernah memimpin pasti bekerja untuk Indonesia yang lebih baik. Hari ini, kita evaluasi sejenak. Apakah Indonesia sudah lebih baik? Ya! Sangat! Walau belum sempurna. Dan ini adalah berkat pribadi warga Indonesia yang semakin hari semakin baik. Kita tak gentar menghadapi persaingan. Negara kita ini besar dan kompleks. Dan kita harus membantu pemerintah (walau kadang pemerintah ga membantu) untuk meratakan kesejahteraan penduduk di seluruh Indonesia dengan menggunakan kemampuan yang kita miliki.
Beberapa hari ini Saya berpikir. Apa sih berkah Tuhan yang paling penting untuk kita? Apakah uang? Ketenaran? Keluarga? Kesehatan? Akhirnya Saya mampu merangkum semua ini menjadi satu kata, yaitu Kemerdekaan. Menjadi pribadi yang merdeka adalah rezeki yang tiada tandingannya. Kita bisa melakukan apapun yang kita mau dan mengambil keputusan berdasarkan kata hati. Kemerdekaan mahal harganya. Coba bayangkan orang yang sedang berada dibalik jeruji. Mereka tidak bisa kemana-mana. Makan seadanya. Tak bisa bebas berkegiatan seperti banyak orang.
Saya pernah mengalami kemerdekaan Saya direnggut. Rasanya sangat sangat menyedihkan. Setiap hari ketakutan. Tak boleh ini itu. Saya tidak tahu salah apa. Jadi penjajah itu bukan hanya orang yang mengokang senjata seperti yang kita lihat di film-film perang. Penjajah adalah orang yang dengan sengaja merampas kemerdekaan seseorang karena ingin menguasai hak milik. Jadi setiap Saya merasa sedih, Saya ingat-ingat kembali fase hidup Saya disaat itu. Sungguh keadaan kali ini jauh lebih baik karena Saya sudah merdeka. Saya bebas melakukan apapun yang Saya mau. Bebas memilih pekerjaan. Bebas untuk memilih seorang kekasih bahkan bebas memilih jalan hidup Saya sendiri tanpa diatur siapapun.
Kemerdekaan adalah kebahagiaan. Dan itu pantas untuk diperjuangkan. Jadi perjuangan kemerdekaan tidak hanya dilakukan pada masa penjajahan dan oleh para pahlawan. Tapi harus terus dilakukan dan jadilah pahlawan paling tidak untuk diri sendiri. Sebelum menguatkan orang lain, kita harus membuat diri kita kuat dulu. Salam merdeka!
Tuesday, August 9, 2016
Kenapa Punya Blog?
Sekarang ini banyak banget orang yang jadi terkenal karena blog. Dan sebutan blogger menjadi hype bahkan profesi. Saya sendiri mulai nge-blog sejak SMA sekitar tahun 2005-an. Saat itu blog tampilannya belum se-visual blog-blog masa kini. Diwaktu itu blog hanya berupa rangkaian kalimat. Jika ada yang memasang foto, fotonya pun tidak sekeren blog-blog saat ini. Ah.... Rindu rasanya membaca sebuah blog seperti itu. Dan pada saat itu sepertinya para blogger tidak terlalu peduli pada traffic visitors. Kalau sekarang para blogger seperti berlomba-lomba mendapat banyak visitors agar bisa dapat pemasukkan tambahan dari brand yang meng-endorse mereka. Sebutannya pun bermacam-macam, ada beauty blogger, lifestyle blogger, traveling blogger, dan masih banyak lagi.
Lalu, penting ga sih punya blog? Ya.... Tergantung. Saya tidak bisa menjawab penting atau tidak. Karena tak banyak orang yang bisa membuat konten blog yang menarik dan konsisten untuk nulis di blog. Saya mau berbagi 3 alasan paling dasar kenapa sih sebaiknya kita punya blog di era digital ini berdasarkan pendapat pribadi.
1. Menulis Itu Abadi
Sebenarnya bukan hanya menulis tapi berkarya akan membuat nama kita lebih panjang dari umur kita. Dan menulis adalah cara berkarya yang paling mudah dan murah. Karena menulis adalah skill dasar manusia. Apalagi di era digital saat ini, sangat mudah untuk meninggalkan rekam jejak tulisan kita. Dengan membuat blog, kita bisa berbagi informasi dan ilmu kepada banyak orang. Dan ini adalah kebiasaan yang bagus. Tahu gak kenapa bangsa Indonesia tidak banyak memiliki bukti sejarah? Karena bangsa kita tidak dibiasakan menulis, tidak seperti bangsa lainnya. Ditambah dengan sistem pengarsippan yang buruk. Seperti yang terjadi pada arsip film Indonesia jaman dulu. Untung saja ada yang berinisiatif untuk merestorasi film-film Indonesia tanpa bantuan pemerintah agar generasi selanjutnya tidak kehilangan bukti sejarah. Dengan membuat blog, kita seperti punya arsip digital yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun. Jangan lagi diulangi kesalahan para pendahulu kita yang tak punya rekam jejak.
2. Portofolio
Dengan memiliki blog, kita punya portofolio yang mudah diakses. Selain itu kita jadi punya nilai kreditbilitas yang tentunya sangat baik untuk dunia profesional. Di blog ini, Saya pasang link film Saya jika ada yang mau menontonnya, jika ingin melihat hasil foto Saya cukup klik link instagram Saya atau tinggal klik label "Portofolio" untuk beberapa tulisan Saya yang dimuat dimedia. Bahkan konten blog ini juga portofolio untuk Saya, dimana tak hanya tulisan, tapi juga beberapa gambar infographic yang Saya buat sebagai element pelengkap konten. Dinda, salah satu ilustrator muda, sering dapat client keren karena dia memasang beberapa karyanya di blog.
3. Milestone
Seperti yang Saya bilang diatas. Blog adalah rekam jejak kita. Kita bisa membaca isi pikiran kita dimasa lalu hanya tinggal klik. Waktu pertama kali nge-blog, tulisan Saya masih berantakkan, ga jelas apa yang mau disampaikan. Makanya cukup banyak post-post awal untuk blog ini yang Saya hapus. Dan gaya penulisan Saya saat ini juga sudah berubah dibandingkan 3 tahun yang lalu. Walaupun bertujuan untuk meninggalkan rekam jejak, sebaiknya pilih-pilih topik yang mau disampaikan, lebih pantas ditulis dalam diary atau di blog. Karena mengikuti perkembangan jaman, sekarang kalau mau posting blog juga Saya sertakan foto. Kalau dulu kan cuma berupa text saja.
Jika ada yang bilang blog bisa dijadikan sumber penghasilan, ya silahkan saja. Kalau Saya sendiri tidak terlalu berambisi untuk hal itu makanya Saya belum monetize blog ini. Saya mau konten di blog ini bersifat organic. Saya tak terlalu peduli dengan SEO method, Alexa Rank dan sebagainya. Karena tujuan Saya menulis blog hanya ingin berbagi. Jika Saya bisa menghasilkan uang dari blog ini, Saya anggap itu bonus saja.
Saturday, August 6, 2016
Pale Pink Lipstick Hack
Rezeki itu bentuknya banyak banget. Salah satunya dikasih lipstick sama sahabat Saya, Chevy, yang lagi pulang ke Jakarta. Sahabat Saya ini sekarang tinggal di Los Angles karena ingin mengembangkan karir dan ikut suaminya di Amerika sana. Hari Kamis lalu kita makan siang di Remboelan PIM Street Gallery. Senang banget bisa kumpul-kumpul sambil kangen-kangenan. Kita sempat-sempatin ketemuan sebelum kita sibuk sama kerjaan yang sudah menanti dibulan ini. Nah Chevy kasih Saya oleh-oleh lipstick Make Up For Ever Rouge Artist Intense #51. Emang Chevy tuh seneng banget kasih Saya lipstick. Dia seperti supplier lipstick Saya. Langsung kepikiran untuk Saya review sekalian. Lumayan buat nambah-nambahin bahan postingan blog, kaan... Hihihi.
Pas coba MUFE Rouge Artist Intense #51 ini, Saya agak kecewa sama warnanya yang ga cocok untuk Saya. Karena kulit Saya yang berwarna olive dan bibir Saya yang gelap, ga cocok kalau pakai lipstick pale pink gini. Tapi masa lipsticknya mau dibuang atau dikasih orang? Sayang banget. Lagipula dari kecil Saya dibiasakan jangan buang-buang pemberian dari orang. Sebisa mungkin akan tetap Saya pakai karena Saya ingin menghormati dan berterima kasih pada pemberinya.
Tuh, kan. Saya kayak abis ciuman sama tembok. Jatuhnya jadi cenderung putih di bibir Saya. Saya aja serem ngeliatnya. Mungkin kalau untuk pemotretan atau pesta kostum, lipstick ini bisa dipakai. Memang sih MUFE Rouge Artist Intense #51 ini kurang cocok dipakai untuk warna kulit orang Indonesia. Lalu Saya bereksperimen dengan beberapa warna lipstick yang Saya punya. Yaiyalah! Boong banget hari gini cuma punya 1 lipstick :P. Pertama, Saya coba campurkan dengan lipstick Wardah Golden Coral. Hasilnya dibawah ini:
Saya suka sama hasilnya. Memang warnanya tetap nude. Tapi sedikit lebih pink. Dan cukup cocok untuk kulit Saya. Sebenarnya Saya kurang suka lipstick warna nude karena kelihatan kurang fresh. Makanya Saya suka gemas lihat lipsticknya Jlo yang hampir selalu pucat.
Eksperimen kedua, Saya coba campur MUFE ini dengan MAC Cremesheen Brave Red.
Hasilnya jadseperti ini:
Warnanya ga beda jauh sama warna asli Wardah Golden Coral, warna yang biasa Saya pakai untuk sehari-hari. Nothing special sih.
Jadi dari kedua eksperimen, favorite Saya adalah eksperimen dengan Wardah Golden Coral. Karena Saya sekali-kali ingin mencoba lipstick nude. Biar ga terlalu monoton saja karena Saya selalu memakai lipstick berwarna pink hangat. Yay! Jadi punya lipstick shade baru deh :))
Menurut Saya jika ingin memakai lipstick berwarna nude, baiknya dikombinasikan dengan riasan mata yang tegas. Bisa dengan permainan eyeliner atau riasan smokey eyes. Jadi wajah terlihat lebih hidup dan segar. Make Up For Ever Rouge Artist Intense ini warnanya memang sangat intense. Teksturnya creamy. Daya tahannya cukup lama dan tidak membuat bibir kering. Wanginya mengingatkan Saya pada lipstick jaman emak kita dulu. Rouge Artist Intense #51 ini juga bisa dipakai untuk melembutkan warna lipstick yang berani. Mungkin untuk yang berkulit cerah atau gelap, akan cocok memakai lipstick ini tanpa campuran warna apapun. Dan untuk yang kulitnya berwarna Olive, bisa dicampur dengan warna-warna coral.
Let's Enjoy Other's Success
Semalam Saya merasa mata Saya berdarah-darah melihat komentar instagram beberapa artis yang terlihat glamour seperti Syahrini atau Awkarin (well, Karin selebgram sih belum jadi seleb beneran). Saya orang yang juga suka barang-barang bagus pasti akan sangat menikmati foto-foto para artis itu. Yang ga habis pikir, kenapa sih banyak orang yang bilang itu pamer, hasil dari kerjaan ga bener dan komen negatif lainnya?
Saya rasa banyak orang yang mengalami mental block. Apa itu mental block? Pola pikir yang menganggap uang, ketenaran dan kesuksesan adalah pemicu sifat buruk. Padahal yang sifatnya buruk, ya orang-orang mental block itu. Ga heran hidup mereka ga maju-maju karena sibuk nyinyirim rezeki orang lain yang lebih sukses dari dia, sedangkan dia sendiri terua menggerutu sepanjang hidupnya karena kesalahannya sendiri.
Semakin kita nyinyirin rezeki orang lain, rezeki kita akan semakin sulit. Makanya hindari deh komen-komen semacam, "Uangnya mending buat nyumbang la la la", " Pake yang murah bisa kali", atau yang lebih parah "Belinya hasil jual diri".
Kita ga pernah tahu lho, bisa jadi orang itu menyumbang diam-diam. Dan menurut Saya, kalau dia mampu ya wajar saja dia beli barang mahal. Masa sudah capek kerja hasilnya ga dinikmati. Atau sesederhana, ya memang Tuhan kasih dia rezeki bagus sekali.
-- How someone spend their money is not my business at all --
Saya ga mau menanamkan dengki dalam hati Saya. Karena penyakit hati yang paling berbahaya adalah dengki. Rasa iri yang berlebihan itu akan mematikan dan merusak hidup kita perlahan-lahan. Sifat dengki adalah dosa yang tidak terlihat.
Belajar lah untuk turut senang atas kesenangan orang lain. Beri selamat dan doa. Ga usah ikut-ikutan selebtwit yang suka nyinyir 😜. Percaya deh nyinyir itu sama sekali ga keren. Jadilah orang yang sweetheart, maka kamu akan terlihat jauh lebih syaaantiiek. ;)